Kuta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia mendorong kemudahan dalam perdagangan produk otomotif meliputi komponen dan sistem di antara negara anggota ASEAN melalui pengakuan atau penerimaan hasil uji dan sertifikasi yang dilakukan oleh laboratorium terdaftar di kawasan.
"ASEAN harus meningkatkan respon agar inisiatif ini menjadi nyata dan dapat diaplikasikan untuk mendukung kawasan ini sebagai sektor otomotif," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertanian (IMATAP) Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika ketika memberikan sambutan pada pertemuan pembuka Komite Konsultatif ASEAN terkait Standar dan Kualitas (ACCSQ) di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, target tahun ini adalah realisasi penyusunan pengaturan regional untuk memfasilitasi perdagangan produk otomotif di kawasan ASEAN atau MRA yang dibahas oleh Kelompok Kerja Produk Otomotif (APWG) yang dilaksanakan di Bali saat ini.
Apabila MRA telah disepakati, maka duplikasi untuk pengujian, inspeksi dan sertifikasi sistem mutu dapat dihilangkan.
"Begitu produk otomotif telah diuji dan atau diinspeksi oleh lembaga yang terdaftar di negara pengekspor, maka produk itu dapat memasuki dan dipasarkan di negara pengimpor kawasan ASEAN tanpa diuji lagi oleh negara tujuan," imbuhnya.
Standar yang digunakan untuk pengujian yakni standar sesuai dan sudah diharmonisasikan dengan regulasi PBB yang telah diadopsi juga menjadi standar nasional negara pengimpor sebagai standar nasional.
Dengan demikian hambatan teknis untuk perdagangan pada sektor otomotif dapat diminimalisasi.
Putu lebih lanjut menjelaskan sektor otomotif di ASEAN menjadi salah satu sektor penting dengan pertumbuhannya dipengaruhi sejumlah faktor di antaranya teknologi, pasar, tenaga kerja, regulasi dan kebijakan.
Data statistik Federasi Otomatif ASEAN menyebutkan selama Januari hingga Juni 2017 pertumbuhan produksi kendaraan bermotor menurun 2,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu dengan total produksi 1,97 juta unit tahun ini dibandingkan 2016 yang mencapai 2,02 juta unit.
Di sisi lain, selama semester pertama tahun ini penjualan kendaraan bermotor di Asia Tenggara tumbuh 5,5 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2016.
Untuk pasar sepeda motor dan scoter, produksi untuk kedua jenis itu masih tinggi yang meningkat 16,1 persen selama semester pertama tahun ini dibandingkan tahun 2016 dengan total penjualan mencapai 4,48 juta unit untuk enam bulan pertama tahun 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"ASEAN harus meningkatkan respon agar inisiatif ini menjadi nyata dan dapat diaplikasikan untuk mendukung kawasan ini sebagai sektor otomotif," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertanian (IMATAP) Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika ketika memberikan sambutan pada pertemuan pembuka Komite Konsultatif ASEAN terkait Standar dan Kualitas (ACCSQ) di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, target tahun ini adalah realisasi penyusunan pengaturan regional untuk memfasilitasi perdagangan produk otomotif di kawasan ASEAN atau MRA yang dibahas oleh Kelompok Kerja Produk Otomotif (APWG) yang dilaksanakan di Bali saat ini.
Apabila MRA telah disepakati, maka duplikasi untuk pengujian, inspeksi dan sertifikasi sistem mutu dapat dihilangkan.
"Begitu produk otomotif telah diuji dan atau diinspeksi oleh lembaga yang terdaftar di negara pengekspor, maka produk itu dapat memasuki dan dipasarkan di negara pengimpor kawasan ASEAN tanpa diuji lagi oleh negara tujuan," imbuhnya.
Standar yang digunakan untuk pengujian yakni standar sesuai dan sudah diharmonisasikan dengan regulasi PBB yang telah diadopsi juga menjadi standar nasional negara pengimpor sebagai standar nasional.
Dengan demikian hambatan teknis untuk perdagangan pada sektor otomotif dapat diminimalisasi.
Putu lebih lanjut menjelaskan sektor otomotif di ASEAN menjadi salah satu sektor penting dengan pertumbuhannya dipengaruhi sejumlah faktor di antaranya teknologi, pasar, tenaga kerja, regulasi dan kebijakan.
Data statistik Federasi Otomatif ASEAN menyebutkan selama Januari hingga Juni 2017 pertumbuhan produksi kendaraan bermotor menurun 2,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu dengan total produksi 1,97 juta unit tahun ini dibandingkan 2016 yang mencapai 2,02 juta unit.
Di sisi lain, selama semester pertama tahun ini penjualan kendaraan bermotor di Asia Tenggara tumbuh 5,5 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2016.
Untuk pasar sepeda motor dan scoter, produksi untuk kedua jenis itu masih tinggi yang meningkat 16,1 persen selama semester pertama tahun ini dibandingkan tahun 2016 dengan total penjualan mencapai 4,48 juta unit untuk enam bulan pertama tahun 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017