Singaraja (Antara Bali) - Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Bali segera akan membangun gedung kampus baru di wilayah Desa Banyuning guna meningkatkan kualitas kependidikan di perguruan tinggi setempat.
Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan, Prof Dr Drs I Made Suweta MSi, di Singaraja, Kamis, mengatakan, saat ini proses pembangunan telah memasuki tahapan lelang tender.
Ia menjelaskan, STAHN akan membangun gedung rektorat baru, setinggi empat lantai. Dana yang digunakan berasal dari hibah Pemerintah Provinsi Bali, dimana anggaran telah cair beberapa bulan lalu.
Dengan keberadaan gedung rektorat baru, baru kemudian disusul pembangunan gedung perkuliahan. "Saat ini memang belum bisa dianggarkan dari kementerian untuk pembangunan gedung terkait moratorium pembangunan gedung baru oleh Presiden," tutur dia.
Suweta juga mengungkapkan, STAHN memanfaatkan lahan yang dimiliki di Kelurahan Banyuning karena memang cukup representatif mencapai sekiar satu hektare lebih, selain memang lokasi kampus sangat berdekatan dengan wilayah perkotaan. Sangat mudah diakses.
"Lahan di Banyuning sangatkan strategis untuk bangunan kampus. Jadi kami akan dirikan gedung rektorat dulu, baru kemudian disusul dengan bangunan dan ruang perkuliahan," paparnya
Sementara itu, papar Suweta, STAHN saat ini masih menggunakan gedung eks IHDN Denpasar di Jalan Krishna sebagai lokasi perkuliahan sejak pertama kali berdiri pada awal 2016.
"Kami masih pakai gedung lama eks IHDN dan PGA Hindu dulu. Gedung lama memang tetapi sudah dilakukan perbaikan di beberapa sudut gedung sehingga layak digunakan ruang perkuliahan," katanya.(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan, Prof Dr Drs I Made Suweta MSi, di Singaraja, Kamis, mengatakan, saat ini proses pembangunan telah memasuki tahapan lelang tender.
Ia menjelaskan, STAHN akan membangun gedung rektorat baru, setinggi empat lantai. Dana yang digunakan berasal dari hibah Pemerintah Provinsi Bali, dimana anggaran telah cair beberapa bulan lalu.
Dengan keberadaan gedung rektorat baru, baru kemudian disusul pembangunan gedung perkuliahan. "Saat ini memang belum bisa dianggarkan dari kementerian untuk pembangunan gedung terkait moratorium pembangunan gedung baru oleh Presiden," tutur dia.
Suweta juga mengungkapkan, STAHN memanfaatkan lahan yang dimiliki di Kelurahan Banyuning karena memang cukup representatif mencapai sekiar satu hektare lebih, selain memang lokasi kampus sangat berdekatan dengan wilayah perkotaan. Sangat mudah diakses.
"Lahan di Banyuning sangatkan strategis untuk bangunan kampus. Jadi kami akan dirikan gedung rektorat dulu, baru kemudian disusul dengan bangunan dan ruang perkuliahan," paparnya
Sementara itu, papar Suweta, STAHN saat ini masih menggunakan gedung eks IHDN Denpasar di Jalan Krishna sebagai lokasi perkuliahan sejak pertama kali berdiri pada awal 2016.
"Kami masih pakai gedung lama eks IHDN dan PGA Hindu dulu. Gedung lama memang tetapi sudah dilakukan perbaikan di beberapa sudut gedung sehingga layak digunakan ruang perkuliahan," katanya.(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017