Singaraja (Antara Bali) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Cabang Singaraja, Bali, terus intensif melakukan "blusukan" guna mensosialisasikan program pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN).
"Kami memang punya tim dan juga kader yang direkrut khusus. Tugas mereka yakni menyambangi peserta BPJS yang belum melunasi iuran dan juga sosialisasi program," kata Kepala BPJS Singaraja, Made Sukmayanti, saat kegiatan gathering bersama di Kawasan Lovina, Buleleng, Selasa.
Ia mengatakan, BPJS memberikan akses kepada semua kalangan masyarakat mengenai program jaminan kesehatan milik pemerintah tersebut baik terkait pendaftaran, pelayanan dan juga klaim di rumah sakit.
Selain itu, dirinya memaparkan panjang lebar mengenai akses kepengurusan JKN-KIS yang ditujukan kepada masyarakat kurang mampu (miskin).
"Terkait JKN KIS memang selama ini rutin berkoordinasi dengan Dinas Sosial yang ada di daerah. Jadi kalau masalah KIS data kami terima dari Dinas Sosial," papar dia.
Adapun tim khusus terdiri dari karyawan BPJS rutin turun ke desa-desa yang ada di Buleleng terkait sosialisasi program, peningkatan pemahaman jaminan kesehatan dan juga program promosi lain.
Sementara itu, BPJS Kesehatan Cabang Singaraja mencatat peserta jaminan kesehatan nasional tersebut mencapai 140.603 jiwa hingga Agustus 2017. Data tersebut juga termasuk peserta JKN KIS dari Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng melalui program JKBM sebanyak 114.951 jiwa, Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana melalui program JKBM sebanyak 25.652 jiwa.
Pertumbuhan jumlah peserta ini juga diiringi dengan pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan yang bekerja sama. Saat ini Kantor Cabang Singaraja telah bermitra dengan 105 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yang terdiri atas 30 Puskesmas, 51 Dokter Praktik Perorangan, 15 Dokter Praktik Gigi Perorangan, dua Klinik Pratama, enam Klinik milik TNI/Polri dan satu RS D Pratama. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami memang punya tim dan juga kader yang direkrut khusus. Tugas mereka yakni menyambangi peserta BPJS yang belum melunasi iuran dan juga sosialisasi program," kata Kepala BPJS Singaraja, Made Sukmayanti, saat kegiatan gathering bersama di Kawasan Lovina, Buleleng, Selasa.
Ia mengatakan, BPJS memberikan akses kepada semua kalangan masyarakat mengenai program jaminan kesehatan milik pemerintah tersebut baik terkait pendaftaran, pelayanan dan juga klaim di rumah sakit.
Selain itu, dirinya memaparkan panjang lebar mengenai akses kepengurusan JKN-KIS yang ditujukan kepada masyarakat kurang mampu (miskin).
"Terkait JKN KIS memang selama ini rutin berkoordinasi dengan Dinas Sosial yang ada di daerah. Jadi kalau masalah KIS data kami terima dari Dinas Sosial," papar dia.
Adapun tim khusus terdiri dari karyawan BPJS rutin turun ke desa-desa yang ada di Buleleng terkait sosialisasi program, peningkatan pemahaman jaminan kesehatan dan juga program promosi lain.
Sementara itu, BPJS Kesehatan Cabang Singaraja mencatat peserta jaminan kesehatan nasional tersebut mencapai 140.603 jiwa hingga Agustus 2017. Data tersebut juga termasuk peserta JKN KIS dari Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng melalui program JKBM sebanyak 114.951 jiwa, Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana melalui program JKBM sebanyak 25.652 jiwa.
Pertumbuhan jumlah peserta ini juga diiringi dengan pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan yang bekerja sama. Saat ini Kantor Cabang Singaraja telah bermitra dengan 105 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yang terdiri atas 30 Puskesmas, 51 Dokter Praktik Perorangan, 15 Dokter Praktik Gigi Perorangan, dua Klinik Pratama, enam Klinik milik TNI/Polri dan satu RS D Pratama. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017