Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali akan memperingati HUT ke-111 Puputan Badung tahun 2017 dengan kegiatan budaya dan kolaborasi Mahabandana Prasada.
Plt. Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Nyoman Sujati di Denpasar, Selasa, mengatakan saat ini sudah dilakukan persiapan untuk memperingati perang heroik dengan kolonial penjajah.
"Dalam persiapan peringatan HUT Puputan Badung juga dihadiri tokoh puri, antara lain Anak Agung Wira Bima Wikrama, tokoh masyarakat dan seniman Nyoman Suarsa," katanya.
Sujati menjelaskan peringatan Puputan Badung akan digelar di Perempatan (catus Pata) Banjar Tainsiat sebagai kawasan yang pernah terjadi peristiwa heroik Puputan Badung 20 September 1906.
Ia mengatakan kolaborasi pelaksanaan kegiatan tersebut juga digelar dengan prosesi Mahabandana Prasada yang telah menjadi agenda rutin tahunan dengan berbagai kegiatan budaya.
Menurut Sujiati telah menjadi komitmen Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakilnya IGN Jaya Negara memberikan pemaknaan semangat heroik Puputan Badung dengan berbagai kegiatan budaya. Pembukaan Mahabandana Prasadha dan Peringatan Puputan Badung pada 20 September 2017 dipusatkan di Catus Pata Banjar Tainsiat mulai pukul 15.30 Wita.
Prosesi pembukaan akan diisi dengan melantunkan Tembang Sekar Alit Karya Sastra Cokorda Mantuk Ring Rana, Fragmen Tari Perang Puputan Badung 1908, Prosesi Keris Pusaka, dan Prosesi Grebeg Aksara.
"Prosesi iring-iringan dimulai dari Kantor Wali Kota Denpasar menuju ke arah Jalan Veteran dan melakukan atraksi di Catus Pata Banjar Tainsiat," ujarnya, sembari mengatakan agenda dimulai pada 17 September 2017 yang dilanjutkan dengan Parade Gong Kebyar di Lapangan Puputan Badung.
Sementara itu Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama mengatakan Puputan Badung sebuah peristiwa heroik yang ditunggu-tunggu oleh seorang kesatria melawan penjajahan. Sehingga prosesi ini dianggap sebagai prosesi "Yadnya" menuju nirwana yang juga akan diisi dengan pelaksanaan renungan suci pada 19 September di Jaba Pura Satrya Denpasar.
Hal ini tak terlepas dari Peringatan Puputan Badung penuh dengan keagungan sebagai sebuah ritual keagamaan sesuai dengan sastra. Sehingga pada kegiatan ini masuk dengan proses sastra dalam gelaran Mahabandana Prasada.
Sementara itu, Kelihan Adat Banjar Tainsiat, IB Gede Suryadharma mengatakan pelaksanaan Peringatan Puputan Badung kembali digelar Banjar Tainsiat yang tahun ini memasuki tahun ke-4. Sinergitas pelaksanaan peringatan tersebut menjadi sebuah peringatan bagi seluruh masyarakat Kota Denpasar.
Garapan kegiatan budaya peringatan Puputan Badung dilaksanakan Sekaa Teruna Yowana Sakha Buwana Banjar Tainsiat selama dua hari (20-21/9). Kegiatan meliputi lomba "Utsawa Dharma Gita, Lomba Nyurat Aksara Bali, Lomba Penjor, Gebogan", dan juga dimeriahkan dengan group band lokal.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada Pemkot Denpasar telah menjadikan Peringatan Puputan Badung di Banjar Tainsiat dan menjadi ajang tahunan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Plt. Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Nyoman Sujati di Denpasar, Selasa, mengatakan saat ini sudah dilakukan persiapan untuk memperingati perang heroik dengan kolonial penjajah.
"Dalam persiapan peringatan HUT Puputan Badung juga dihadiri tokoh puri, antara lain Anak Agung Wira Bima Wikrama, tokoh masyarakat dan seniman Nyoman Suarsa," katanya.
Sujati menjelaskan peringatan Puputan Badung akan digelar di Perempatan (catus Pata) Banjar Tainsiat sebagai kawasan yang pernah terjadi peristiwa heroik Puputan Badung 20 September 1906.
Ia mengatakan kolaborasi pelaksanaan kegiatan tersebut juga digelar dengan prosesi Mahabandana Prasada yang telah menjadi agenda rutin tahunan dengan berbagai kegiatan budaya.
Menurut Sujiati telah menjadi komitmen Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakilnya IGN Jaya Negara memberikan pemaknaan semangat heroik Puputan Badung dengan berbagai kegiatan budaya. Pembukaan Mahabandana Prasadha dan Peringatan Puputan Badung pada 20 September 2017 dipusatkan di Catus Pata Banjar Tainsiat mulai pukul 15.30 Wita.
Prosesi pembukaan akan diisi dengan melantunkan Tembang Sekar Alit Karya Sastra Cokorda Mantuk Ring Rana, Fragmen Tari Perang Puputan Badung 1908, Prosesi Keris Pusaka, dan Prosesi Grebeg Aksara.
"Prosesi iring-iringan dimulai dari Kantor Wali Kota Denpasar menuju ke arah Jalan Veteran dan melakukan atraksi di Catus Pata Banjar Tainsiat," ujarnya, sembari mengatakan agenda dimulai pada 17 September 2017 yang dilanjutkan dengan Parade Gong Kebyar di Lapangan Puputan Badung.
Sementara itu Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama mengatakan Puputan Badung sebuah peristiwa heroik yang ditunggu-tunggu oleh seorang kesatria melawan penjajahan. Sehingga prosesi ini dianggap sebagai prosesi "Yadnya" menuju nirwana yang juga akan diisi dengan pelaksanaan renungan suci pada 19 September di Jaba Pura Satrya Denpasar.
Hal ini tak terlepas dari Peringatan Puputan Badung penuh dengan keagungan sebagai sebuah ritual keagamaan sesuai dengan sastra. Sehingga pada kegiatan ini masuk dengan proses sastra dalam gelaran Mahabandana Prasada.
Sementara itu, Kelihan Adat Banjar Tainsiat, IB Gede Suryadharma mengatakan pelaksanaan Peringatan Puputan Badung kembali digelar Banjar Tainsiat yang tahun ini memasuki tahun ke-4. Sinergitas pelaksanaan peringatan tersebut menjadi sebuah peringatan bagi seluruh masyarakat Kota Denpasar.
Garapan kegiatan budaya peringatan Puputan Badung dilaksanakan Sekaa Teruna Yowana Sakha Buwana Banjar Tainsiat selama dua hari (20-21/9). Kegiatan meliputi lomba "Utsawa Dharma Gita, Lomba Nyurat Aksara Bali, Lomba Penjor, Gebogan", dan juga dimeriahkan dengan group band lokal.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada Pemkot Denpasar telah menjadikan Peringatan Puputan Badung di Banjar Tainsiat dan menjadi ajang tahunan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017