Tabanan (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengajak umat Hindu untuk mengedepankan semangat gotong royong dalam pelaksanaan ritual keagamaan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan upacara.
"Ritual yang dilaksanakan seperti saat ini, yakni Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Ngenteg linggih, Padudusan Alit pastinya memerlukan banyak biaya maupun tenaga," katanya saat menghadiri rangkaian ritual Mamungkah di Pura Jaba Tandeg Luhur Aseman, Desa Manikyang, Tabanan, Senin.
Untuk itu, katanya, semangat `ngayah` atau kewajiban sosial dengan ikhlas dan gotong royong para umat di sini sangat diharapkan agar pelaksanaan upacara keagamaan yang memerlukan biaya serta tenaga yang tidak sedikit itu bisa berjalan lancar dan karya yang dilaksanakan juga dapat berjalan.
Sudikerta menambahkan, semangat gotong-royong dalam pelaksanaan ritual keagamaan jangan sampai melihat status atau golongan. Karena ritual yang dilaksanakan merupakan milik bersama.
"Jangan sampai berpikir tentang status ataupun golongan, mau miskin, kaya, punya atau tidak punya, kalau sudah melaksanakan karya seperti saat ini, ya kita semua yang harus melaksanakannya," ucap orang nomor dua di Bali itu.
Mantan Wakil Bupati Badung itu mengharapkan semangat umat untuk "ngayah" bisa terus ditingkatkan lagi.
Dengan demikian, umat harus memiliki keyakinan yang kuat, dan berdedikasi serta semangat yang tinggi untuk "ngayah" demi kemajuan umat Hindu kedepannya.
"Kesadaran yang tinggi akan tanggung jawab kita sebagai umat sangat dibutuhkan. Namun, hanya sebagian kecil dari kitau yang memiliki kesadaran akan pentingnya ngayah untuk kemajuan bersama," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Ritual yang dilaksanakan seperti saat ini, yakni Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Ngenteg linggih, Padudusan Alit pastinya memerlukan banyak biaya maupun tenaga," katanya saat menghadiri rangkaian ritual Mamungkah di Pura Jaba Tandeg Luhur Aseman, Desa Manikyang, Tabanan, Senin.
Untuk itu, katanya, semangat `ngayah` atau kewajiban sosial dengan ikhlas dan gotong royong para umat di sini sangat diharapkan agar pelaksanaan upacara keagamaan yang memerlukan biaya serta tenaga yang tidak sedikit itu bisa berjalan lancar dan karya yang dilaksanakan juga dapat berjalan.
Sudikerta menambahkan, semangat gotong-royong dalam pelaksanaan ritual keagamaan jangan sampai melihat status atau golongan. Karena ritual yang dilaksanakan merupakan milik bersama.
"Jangan sampai berpikir tentang status ataupun golongan, mau miskin, kaya, punya atau tidak punya, kalau sudah melaksanakan karya seperti saat ini, ya kita semua yang harus melaksanakannya," ucap orang nomor dua di Bali itu.
Mantan Wakil Bupati Badung itu mengharapkan semangat umat untuk "ngayah" bisa terus ditingkatkan lagi.
Dengan demikian, umat harus memiliki keyakinan yang kuat, dan berdedikasi serta semangat yang tinggi untuk "ngayah" demi kemajuan umat Hindu kedepannya.
"Kesadaran yang tinggi akan tanggung jawab kita sebagai umat sangat dibutuhkan. Namun, hanya sebagian kecil dari kitau yang memiliki kesadaran akan pentingnya ngayah untuk kemajuan bersama," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017