Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali, lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, menggelar pameran kartun GM Sudarta "50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom" yang menyuguhkan 130 karya.

"Pameran yang sebelumnya sukses berkeliling dari Jakarta, Yogyakarta, dan Solo dan kali ini berlangsung di Bali selama seminggu, 29 Agustus-6 September 2017," kata penata acara tersebut Putu Aryastawa di Denpasar, Selasa.

"Oom Pasikom" adalah sosok karikatur ciptaan GM Sudarta yang muncul pertama kali pada 1967. Lewat karikatur tersebut, tokoh "Oom Pasikom" kerap kali mengkritisi berbagai persoalan negeri ini.

Tidak jarang, karya kartun GM Sudarta itu menggelitik dengan penggambaran sesuai dengan situasi dan kondisi segala aspek yang sedang terjadi di masyarakat, menyangkut masalah sosial, budaya, politik, maupun hukum.

"Karikatur yang baik adalah yang bisa membuat senyum penguasa, karena tidak marah, karena dia mau membaca koran kita. Karikatur yang baik harus membuat senyum masyarakat yang terwakili aspirasinya, dan senyum karikaturisnya karena tidak takut ditangkap," ujar GM Sudarta.

Melalui pameran "50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom" publik diajak untuk merenungkan panggung komedi kehidupan di negeri ini. Selama 50 tahun, tepat sejak April 1967, "Oom Pasikom" mengajak semua pihak menyaksikan dan menelusuri peristiwa demi peristiwa yang menurut penciptanya, GM Sudarta, seperti sulapan dan sandiwara.

Pameran kali ini menghadirkan sekitar 130 karya kartun.

Menurut kurator pameran, Efix Mulyadi dan Ipong Purnama Sidhi, raksasa di dalam karya-karya kartun GM Sudarta mewakili kekuatan jahat.

Sosok visual dan kandungan nilainya ia pinjam dari khasanah wayang kulit purwa, yang diandaikan bisa dipahami di tengah masyarakat masa kini.

Pameran tersebut juga dirangkai dengan pemutaran film "Oom Pasikom: Parodi Ibukota", karya Chaerul Umam pada Rabu (30/8) serta diskusi dan loka karya bersama Jango Pramartha pada Rabu (6/9).

"GM Sudarta sering menggunakan ikon dari berbagai kebudayaan asal. Misalnya memakai sosok `Sang Dewi Keadilan`, lengkap dengan alat timbangan dan sebatang pedang. Manusia berjas rapi, merujuk para elit berkuasa, namun berwajah raksasa atau berwajah tikus, sering tampil dalam karyanya," ungkap Efix Mulyadi.

Sepanjang setengah abad kerja profesionalnya, GM Sudarta telah menerbitkan sekitar 3.000 kartun editorial, yang mewakili sikap surat kabar, belum lagi berbagai karya sketsa sosial.

Identitas GM Sudarta yang ditampilkan lewat sosok Oom Pasikom, hadir dengan citra yang kuat, baik dari segi konsep, karakter, maupun seni rupanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017