Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, menggelar lokakarya menulis naskah film dengan pembicara Gede Basuyoga Prabhawita, dosen ISI Denpasar.

"Lokakarya menulis naskah film yang merupakan kegiatan lanjutan akan berlangsung pada Sabtu (26/8)," kata penata acara tersebut Putu Aryastawa di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, kelas kreatif Bentara Budaya sebelumnya pernah membahas mulai dari soal kamera, seni peran, resensi dan kritik film, penyutradaraan hingga hak atas kekayaan intektual (HAKI) dalam sinema.

Pembicara yang pernah mengisi Kelas Kreatif adalah sosok-sosok mumpuni di bidangnya, antara lain Happy Salma, Garin Nugroho, Putu Kusuma Widjaja, Agung Bawantara, Denny Chrisna, Rai Pendet, Erick EST, Oka Rusmini, Made Adnyana dan Gusti Aryadi.

Aryastawa menjelaksn kecemerlangan sebuah film tidak hanya ditentukan oleh aktor dan aktris yang mumpuni, atau arahan sutradara yang piawai, namun juga tidak bisa dipisahkan dari keberadaan sebuah skenario.

Bahkan, katanya, skenario yang unggul memiliki kontribusi signifikan, membuat cerita film tersebut dapat diresapi dan diterima oleh masyarakat luas.

Putu Aryastawa menambahkan, upaya menghadirkan skenario yang unggul tersebut menjadi fokus Kelas Kreatif Bentara Budaya Bali kali ini.

Untuk itu Gede Basuyoga Prabhawita akan berbagi pengalamannya dalam menulis skenario film, yang beberapa di antaranya berhasil meraih penghargaan.

Film berjudul "Pilihanku", yang naskahnya ia tulis, meraih sejumlah penghargaan, antara lain Film Terbaik Salam Award ke I ISI Surakarta (2011), Film Terfavorit Salam Award I ISI Surakarta (2011), Nominasi Tarung Solo Festival Film Solo (2012), Nominasi Salatiga Film Festival (2012).

Gede Basuyoga Prabhawit, dosen Jurusan Film dan Televisi ISI Denpasar itu juga menulis naskah untuk video "Menebar Kasih Menuai Cinta" yang meraih Juara I Kontes Video Iklan Layanan Masyarakat "Great Love Award" tahun 2016 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kini kiat-kiat menulis skenario film bisa dengan mudah kita peroleh dari buku ataupun internet. Namun tidak jarang justru menimbulkan kebingungan, sebab ada begitu banyak cara yang dipaparkan. Tapi menurut pandangan saya, tidak ada klaim teknik mana yang benar maupun yang terbaik, karena setiap individu memiliki cara tersendiri dalam proses berkarya," ujar Gede Basuyoga Prabhawita.

Menurutnya, hal pertama yang dibutuhkan untuk membuat skenario adalah sasaran. Untuk bisa menjadi seorang penulis skenario tidak dapat dilakukan secara instan.

Selain soal bakat, kata dia, menulis skenario juga berhubungan erat dengan minat, pengetahuan, pengalaman, dan kemauan keras.

"Mulailah berangkat dari hal kecil di sekitar kita dan membiasakan diri peka terhadap isu," ujar Gede Basuyoga yang menyelesaikan studi S-2 Penciptaan Film di ISI Surakarta dan kini merupakan salah satu dosen di Jurusan Film dan Televisi ISI Denpasar.(WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017