Silih berganti, hadirnya kritikan terkait banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi, dijawab Universitas Udayana, Bali, dengan membentuk wadah Wirausaha Muda (Wida) sejak 2009.

"Wida ini dibentuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Udayana (Unud) sebagai wadah bagi mahasiswa/mahasiswa yang ingin belajar atau merintis bidang usaha," ujar Ketua Panitia Hari Ulang Tahun Ke-50 FEB Unud, Sayu Ketut Sutrisna Dewi.

Dalam konferensi pers acara yang diselenggarakan Badan Kekeluargaan FEB Unud itu (16/8), ia menjelaskan kegiatan Wida selama ini mencakup antara lain penyelenggaraan seminar, workshop, pameran, dan mengikuti berbagai kompetisi, baik di lingkup Bali maupun luar daerah.

"Memang Wida ini bertujuan menggelorakan semangat berwirausaha. Di dalamnya, antar-anggota bisa saling berbagi pengalaman dalam menjalankan wirausaha. Nanti untuk promosi bisa melalui ajang pameran yang diselenggarakan kampus. Peserta pameran bisa dari kalangan mahasiswa, maupun dari luar kampus," ujar Sutrisna Dewi.

Pada level fakultas, nantinya ada istilah pembibitan, pelatihan dan berbagai kegiatan terkait, sebagai dukungan bagi mahasiswa yang ingin secara serius bergelut di bidang usaha. Begitu usaha rintisan sudah berjalan, maka pihak fakultas tidak akan mengadakan pemantauan kembali.

"Justru, lini usaha yang sudah berjalan akan masuk dalam inkubator universitas. Di sinilah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berperan dengan membentuk Kementerian Wirausaha, yang memberikan pembimbingan selanjutnya," tuturnya.

Terkait langkah pembimbingan ini, maka rangkaian hari ulang tahun juga melangsungkan acara seminar nasional bertajuk "Dinamika Ekonomi dan Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian" terkait dengan adanya sejumlah tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia pada 2017.

Pengamat ekonomi Prasetijono Widjojo menyebutkan, terdapat lima tantangan dari sisi internal yang dihadapi Indonesia, yakni tingkat kemiskinan yang masih tinggi, penduduk yang hidup di atas garis kemiskinan yang rentan goncangan ekonomi, kesenjangan ditandai tingkat rasio cukup tinggi pada angka 0,39 persen, pengangguran terbuka cukup tinggi yaitu 5,5 persen dan kondisi fiskal yang dihadapkan persoalan belum optimalnya penerimaan negara dan belanja yang masih harus dipertajam.

"Kalau sisi eksternal ialah perlambatan ekonomi global, masih berlanjutnya ketidakpastian di Eropa pasca-Brexit, perubahan politik setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS dan harga komoditas belum pulih," kata Prasetijono Widjojo.

Acara seminar nanti akan diikuti alumni FEB Unud, akademisi lintas perguruan tinggi se-Bali, praktisi dan birokrasi.

Sejumlah narasumber yang memberi inspirasi adalah Iskandar Simorangkir (Deputi Bidang Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian), Dewa Made J Sastrawan (Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Organisasi Internasional dan Negara India), Nyoman Dharmantra (anggota DPR RI), Causa Iman Karana (Kepala Perwakilan BI Bali), Zulmi (Kepala OJK Bali & Nusa Tenggara), serta I Nyoman Mahaendra Yasa (Dekan FEB Unud).



Konferensi pers Badan Kekeluargaan FEB Unud


Reuni Agung

Menyinggung soal peringatan hari ulang tahun FEB Unud, Sutrisna Dewi menyatakan kegiatan ini terbilang istimewa karena merupakan ajang pertemuan alumni yang ke-50. Kegiatan ini mengusung tema 'Unlimited Creativity and Inspiration', yang diselenggarakan pada 7-9 September di Kampus FEB, yang sering disebut sebagai Kampus Oranye.

Rangkaian utama kegiatan ini meliputi kekeluargaan dan olahraga, seminar nasional, charity program, equilibrium creativity expo, berbagai hiburan, serta reuni agung.

Reuni agung akan mengundang semua angkatan, terdiri dari berbagai jurusan dan semua strata (Diploma, S1 Reguler, S1 Ekstensi, PPAK, S2 dan S3). Hingga kini, tercatat sudah ada 1.300 alumni FEB Unud yang sudah mendaftar secara online, untuk berpartisipasi mengikuti acara.

"Keseluruhan alumni FEB Unud berjumlah sekitar 7.000 orang. Nanti masing-masing angkatan, disediakan ruang kelas agar tersambung silaturahmi kembali. Kalau angkatan 70-an digabung dengan alumni 2000-an, tentu mereka tidak nyambung. Makanya sengaja disediakan ruangan bagi masing-masing angkatan, agar suasana reuninya lebih akrab," kata Sutrisna Dewi.

Sementara itu, Dekan FEB Unud Dr I Nyoman Mahaendra Yasa menyatakan, salah satu kegiatan yang dirancang nanti adalah 'charity program' yang akan diisi dengan kegiatan "Disabled Goes to Campus". Tujuannya untuk berbagi kebahagiaan dengan para penyandang disabilitas, serta ajang untuk memperlihatkan berbagai talenta yang mereka miliki.

Menurut dia, harapannya supaya bisa berbagi semangat karena walau dalam kondisi keterbatasan, namun dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi banyak orang, sekaligus memperlihatkan bahwa di balik kekurangan ada kemampuan yang luar biasa.

"Kami juga akan berbagi dengan saudara-saudara kita kurang beruntung. Seperti di panti asuhan, serta saudara kita yang bertugas pada dinas pertamanan yang yang setiap harinya menjaga kebersihan lingkungan. Saya kira itu antara lain yang mendapat perhatian dari kita. Sebagai kegiatan sosial dari kita," ujar Nyoman Mahaendra.

Kegiatan sosial lain yang digelar adalah berbagi 700 celemek bagi para pedagang kuliner di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. (*)

-------------
*) Penulis adalah penulis artikel lepas yang tinggal di Bali.

Pewarta: Tri Vivi Suryani *)

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017