Jimbaran (Antara Bali) - Badan SAR Nasional Provinsi Bali bekerja sama dengan Pusat Koordinasi Keselamatan Australia (RCC Australia) menggelar latihan bersama penanggulangan bencana di lepas pantai tenggara Bali.
"Latihan Austrindo (Australia - Indonesia) ini adalah latihan yang memang dilakukan setiap tahun. Dan kali ini SAR Bali melibatkan unsur yang potensial dalam tugas penyelamatan tersebut," ujar Kasubdit Siaga Latihan dan Standarisasi Operasi Basarnas, Didi Hamzar sekaligus sebagai Direktur Kegiatan Pelatihan Ausindo, Jumat.
Latihan yang melibatkan unsur SAR dari TNI AL, Pol Air Polda Bali itu digelar selama tiga hari sejak Kamis (12/5) hingga Sabtu (14/5) dengan melibatkan total 80 personil.
Dedi menjelaskan, latihan penyelamatan dengan Australia ini salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kerja sama .
"Kalau ada kejadian di wilayah perbatasan Indonesia - Australia, maka kami akan mengkoordinasikannya dengan RCC. Siapa yang paling dekat dengan lokasi peristiwa, dia yang akan bergerak lebih dulu," jelasnya.
Dedi menjelaskan, dalam pelatihan tersebut para peserta sengaja tidak diberi tahu akan ada kejadian pastinya, baik waktu dan lokasi.
"Ini skenario yang sudah disusun. Jadi nanti ada kejadian dilaporkan, lalu bagaimana tim dapat memproses, memanajemen dan bagaimana tim mengatur koordinasi untuk melakukan operasi SAR. Intinya kita akan menguji kesiapsiagaan dan kemampuan koordinasi, " tuturnya.
Dalam simulasi tersebut, sebuah kapal nelayan dengan 12 awak kapal terbakar dan akan tenggelam, dua orang dilaporkan terluka, sementara para kru meninggalkan rakit setelah itu kehilangan kontak. Setelah menerima laporan marabahaya dari IDMCC, kantor SAR Denpasar melakukan koordinasi dengan bantuan dari RCC Australia.
Komunikasi riil dipraktikkan antara Senior Mission Coordinator (SMC) di pusat koordinasi penyelamatan (RCC) Denpasar.
Selain melibatkan personel gabungan, latihan tersebut juga melibatkan berbagai peralatan khusus untuk penyelamatan seperti helikopter Basarnas, juga Rigid Hulled Inflatable Boat (RHIB) dari Bali.
Murray Brisset dari National Search and Rescue School di Australia berharap latihan gabungan tersebut Australia dan Indonesia dapat menguji dan menentukan efektifitas unit SAR dan fasilitas SAR lainnya di Indonesia dan Australia.
"Ini kerja sama yang bagus dan sudah lama, namun untuk lebih dapat mengintesifkan peralatan dan tenaga yang ada agar lebih baik, " katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Latihan Austrindo (Australia - Indonesia) ini adalah latihan yang memang dilakukan setiap tahun. Dan kali ini SAR Bali melibatkan unsur yang potensial dalam tugas penyelamatan tersebut," ujar Kasubdit Siaga Latihan dan Standarisasi Operasi Basarnas, Didi Hamzar sekaligus sebagai Direktur Kegiatan Pelatihan Ausindo, Jumat.
Latihan yang melibatkan unsur SAR dari TNI AL, Pol Air Polda Bali itu digelar selama tiga hari sejak Kamis (12/5) hingga Sabtu (14/5) dengan melibatkan total 80 personil.
Dedi menjelaskan, latihan penyelamatan dengan Australia ini salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kerja sama .
"Kalau ada kejadian di wilayah perbatasan Indonesia - Australia, maka kami akan mengkoordinasikannya dengan RCC. Siapa yang paling dekat dengan lokasi peristiwa, dia yang akan bergerak lebih dulu," jelasnya.
Dedi menjelaskan, dalam pelatihan tersebut para peserta sengaja tidak diberi tahu akan ada kejadian pastinya, baik waktu dan lokasi.
"Ini skenario yang sudah disusun. Jadi nanti ada kejadian dilaporkan, lalu bagaimana tim dapat memproses, memanajemen dan bagaimana tim mengatur koordinasi untuk melakukan operasi SAR. Intinya kita akan menguji kesiapsiagaan dan kemampuan koordinasi, " tuturnya.
Dalam simulasi tersebut, sebuah kapal nelayan dengan 12 awak kapal terbakar dan akan tenggelam, dua orang dilaporkan terluka, sementara para kru meninggalkan rakit setelah itu kehilangan kontak. Setelah menerima laporan marabahaya dari IDMCC, kantor SAR Denpasar melakukan koordinasi dengan bantuan dari RCC Australia.
Komunikasi riil dipraktikkan antara Senior Mission Coordinator (SMC) di pusat koordinasi penyelamatan (RCC) Denpasar.
Selain melibatkan personel gabungan, latihan tersebut juga melibatkan berbagai peralatan khusus untuk penyelamatan seperti helikopter Basarnas, juga Rigid Hulled Inflatable Boat (RHIB) dari Bali.
Murray Brisset dari National Search and Rescue School di Australia berharap latihan gabungan tersebut Australia dan Indonesia dapat menguji dan menentukan efektifitas unit SAR dan fasilitas SAR lainnya di Indonesia dan Australia.
"Ini kerja sama yang bagus dan sudah lama, namun untuk lebih dapat mengintesifkan peralatan dan tenaga yang ada agar lebih baik, " katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011