Denpasar, 12/5 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali akan menggunakan "areal traffic control system" (ATCS) untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, terutama untuk jalur wisata ke kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali I Made Santha di Denpasar, Kamis mengatakan, ATCS atau sistem pengontrol tersebut akan dipasang pada empat titik kemacetan, meliputi pertigaan Patung Ngurah Rai, simpang Dewa Ruci Kuta, simpang Jimbaran, dan Sanur.

"Seluruh biaya operasional ATCS itu dibebankan APBN sebesar Rp6 miliar dalam tahun anggaran 2011. Sedangkan tahun 2012 akan diadakan lagi untuk beberapa ruas jalan dalam Kota Denpasar yang sering mengalami kemacetan," katanya.

Santha menambahkan, pemilihan tempat untuk pemasangan ATCS tersebut melalui kajian terlebih dahulu, karena pada empat titik tersebut saat kondisi kemacetannya sangat krodit.

Kemacetan itu terjadi di hampir sepanjng jalur wilayah selatan yang merupakan sentra pariwisata Pulau Dewata.

"ATCS tersebut sudah dipakai di negara-negara tetangga yang tergabung dalam ASEAN, antara lain Singapura dan Malaysia. Hal itu terbukti efektif mengurangi kemacetan," katanya.

Ia mengatakan, ATCS merupakan sistem yang terintegrasi antara kondisi di lapangan dengan kantor pusat pemantau jalan raya.

Santha menjelaskan, wilayah percontohan akan diterapkan di lokasi rawan macet sepanjang Jalan By Pass Ngurah Rai, seperti pertigaan Bandara Ngurah Rai, simpang Kedonganan, Dewa Ruci, perempatan Sanggaran dan Sanur (Denpasar).

"Kami targetkan Oktober mendatang ATCS itu sudah bisa beroperasi," ujarnya.

Ia berharap sistem pendukung pengurai kemacetan lalu lintas itu akan bisa melingkupi jalan utama di Kota Denpasar.

"Tahun ini kami uji coba di jalur jalan yang sudah disebutkan tadi. Hingga 2013, kami berharap sudah bisa melingkupi seluruh ibu kota Provinsi di Pulau Dewata," katanya.

Dikatakan, teknologi semacam itu harus segera diadopsi oleh Pemprov Bali, karena daerah ini membutuhkan teknologi tersebut.

"Di setiap lampu rambu lalu lintas ada CCTV (kamera pengintai) yang memantau kemacetan. Jika ada lajur yang krodit, sementara di lajur lainnya lancar, maka diprioritaskan yang padat arus lalu lintasnya diberikan lampu hijau," kata Santha menjelaskan.

Dikatakan, operasional alat tersebut dilakukan oleh Dishubinfokom bersama Polda Bali. Pengaturan lama waktu lampu lalu lintas tersebut akan ditangani secara sentral dan otomatis.

"Artinya, bila pantauan layar monitor ada jalur yang lancar, maka 'traffic light' akan dibiarkan hijau untuk mengurangi kemacetan yang ada," kata Santha.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011