Denpasar (Antara Bali) - "Bali Wedding Association" menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Sanya, Tiongkok, untuk memperluas pasar bisnis penyelenggaraan pesta pernikahan di Pulau Dewata.
"Dari kerja sama ini, misalnya nanti kami bisa memberikan harga spesial jika mereka (warga Kota Sanya) ingin menggelar pesta pernikahan di Bali," kata Ketua BWA Bali Ketut Agus Dion Satvika, di Denpasar, Senin.
Beberapa waktu lalu, ucap Dion, Pejabat Pemerintah Kota Sanya didampingi dengan Ketua Asosiasi Wedding-nya telah bertandang ke Bali dan menandatangani MoU (nota kesepahaman) dengan BWA Bali.
Kunjungan tersebut sekaligus merupakan kunjungan balasan karena sebelumnya BWA Bali juga telah berkunjung ke Sanya, yang merupakan salah satu kota di Pulau Hainan, Tiongkok.
"Sanya memang indah, tetapi sebagus-bagusnya Sanya sesungguhnya tetap kalah dengan Bali. Meskipun demikian, kami ingin menjalin hubungan baik dengan mereka, apalagi di tengah tren peningkatan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali," ujar Dion.
Menurut dia, khususnya wisatawan dari Tiongkok dan Australia saat ini paling meminati untuk melangsungkan "wedding" atau pesta pernikahan di Pulau Dewata.
"Kalau dulu didominasi oleh wisatawan dari Australia, sekarang sudah bersaing jumlahnya dengan wisatawan dari Tiongkok. Mereka ini sama-sama menyukai `view` pantai untuk menggelar wedding," katanya.
Sedangkan konsep tema pernihakan yang diangkat umumnya bergaya Barat, tetapi ada juga yang dipadukan dengan budaya Bali.
Sementara itu, Public Relation Bali Wedding Association Elbie Damara menambahkan, akhir-akhir ini tidak sedikit perilaku "nakal" dari para fotografer Tiongkok ketika berada di Bali.
"Wisatawan Tiongkok saat menggelar `wedding` di Bali, ada kalanya sudah membawa fotografer sendiri dari negaranya. Namun, ketika mereka disidak, para fotografer ini pura-pura menjadi wisatawan biasa," ujarnya.
Bahkan, lanjut Elbie, ada informasi yang menyebutkan bahwa fotografer pesta pernikahan ilegal ini malah berkantor pada hotel bintang lima di kawasan wisata Nusa Dua, Bali.
"Ulah nakal seperti ini ingin kami perangi, jikapun mereka mau bekerja di sini ya harus resmi, jangan `nyolong-nyolong` kesempatan begitu," ucapnya.
Dengan kehadiran BWA, kata Elbie, pihaknya ingin agar bisnis pesta pernikahan di Bali makin sehat. Apalagi sudah ada kasus-kasus penipuan yang menimpa masyarakat akibat ulah oknum "wedding organizer" ilegal. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Dari kerja sama ini, misalnya nanti kami bisa memberikan harga spesial jika mereka (warga Kota Sanya) ingin menggelar pesta pernikahan di Bali," kata Ketua BWA Bali Ketut Agus Dion Satvika, di Denpasar, Senin.
Beberapa waktu lalu, ucap Dion, Pejabat Pemerintah Kota Sanya didampingi dengan Ketua Asosiasi Wedding-nya telah bertandang ke Bali dan menandatangani MoU (nota kesepahaman) dengan BWA Bali.
Kunjungan tersebut sekaligus merupakan kunjungan balasan karena sebelumnya BWA Bali juga telah berkunjung ke Sanya, yang merupakan salah satu kota di Pulau Hainan, Tiongkok.
"Sanya memang indah, tetapi sebagus-bagusnya Sanya sesungguhnya tetap kalah dengan Bali. Meskipun demikian, kami ingin menjalin hubungan baik dengan mereka, apalagi di tengah tren peningkatan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali," ujar Dion.
Menurut dia, khususnya wisatawan dari Tiongkok dan Australia saat ini paling meminati untuk melangsungkan "wedding" atau pesta pernikahan di Pulau Dewata.
"Kalau dulu didominasi oleh wisatawan dari Australia, sekarang sudah bersaing jumlahnya dengan wisatawan dari Tiongkok. Mereka ini sama-sama menyukai `view` pantai untuk menggelar wedding," katanya.
Sedangkan konsep tema pernihakan yang diangkat umumnya bergaya Barat, tetapi ada juga yang dipadukan dengan budaya Bali.
Sementara itu, Public Relation Bali Wedding Association Elbie Damara menambahkan, akhir-akhir ini tidak sedikit perilaku "nakal" dari para fotografer Tiongkok ketika berada di Bali.
"Wisatawan Tiongkok saat menggelar `wedding` di Bali, ada kalanya sudah membawa fotografer sendiri dari negaranya. Namun, ketika mereka disidak, para fotografer ini pura-pura menjadi wisatawan biasa," ujarnya.
Bahkan, lanjut Elbie, ada informasi yang menyebutkan bahwa fotografer pesta pernikahan ilegal ini malah berkantor pada hotel bintang lima di kawasan wisata Nusa Dua, Bali.
"Ulah nakal seperti ini ingin kami perangi, jikapun mereka mau bekerja di sini ya harus resmi, jangan `nyolong-nyolong` kesempatan begitu," ucapnya.
Dengan kehadiran BWA, kata Elbie, pihaknya ingin agar bisnis pesta pernikahan di Bali makin sehat. Apalagi sudah ada kasus-kasus penipuan yang menimpa masyarakat akibat ulah oknum "wedding organizer" ilegal. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017