Denpasar (ANTARA) -
Gubernur Bali Wayan Koster meminta seleksi ketat investasi agar menghargai tata ruang, budaya hingga memprioritaskan sumber daya manusia (SDM) lokal.
“Kami tengah giat memberdayakan sumber daya lokal baik ekonomi, pelaku usaha dan sumber daya manusia agar berpihak ke sumber daya lokal,” kata Koster di sela Pameran Bisnis Bali Jagadhita 2025 di Denpasar, Bali, Senin.
Menurut dia, pembangunan ekonomi Bali harus memperkuat fondasi lokal misalnya peningkatan ekspor produk lokal unggulan yang berbasis budaya dan alam.
Produk lokal unggulan berorientasi ekspor itu di antaranya garam tradisional, kopi organik, serta kerajinan.
Dalam waktu dekat, sebanyak 20 ribu hingga 30 ribu botol beragam ukuran arak atau minuman beralkohol tradisional akan diekspor ke China.
Baca juga: Gubernur Bali rombak pejabat eselon III dengan sistem merit
Ia berharap Pameran Bali Jagadhita yang dilaksanakan selama Juni-Juli 2025 menjadi media untuk mempromosikan potensi investasi di Bali yang digelar sejak 2020.
Tahun ini, ajang tersebut mengangkat tiga fokus utama yakni perdagangan, investasi dan pariwisata melalui pendekatan ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Selain ajang promosi produk UMKM unggulan berorientasi ekspor, ajang itu juga mempresentasikan peluang investasi dan aset unggulan milik pemerintah daerah kepada investor domestik dan mancanegara yang berorientasi berkelanjutan dan peduli nilai lokal.
“Kemudian ketiga itu memperkuat posisi desa wisata Bali sebagai destinasi unggulan berbasis budaya,” ucapnya.
Koster optimistis Bali menjadi salah satu tujuan investasi karena ekonomi di Pulau Dewata yang stabil setelah sempat minus pada 2020 akibat dampak pandemi COVID-19.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I-2025 mencapai 5,52 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional yang mencapai 4,87 persen.
Baca juga: Gubernur Bali ungkap arak Buleleng tembus pasar China
Capaian itu menempatkan Bali berada di peringkat delapan pertumbuhan ekonomi terbaik di tanah air.
Begitu juga dengan inflasi, Koster mencatat pada April 2025 mencapai 2,3 persen yang menunjukkan terkendali dalam rentang target.
Sementara itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Bali pada 2024 mencapai Rp36,5 triliun atau naik dibandingkan 2023 mencapai Rp18,92 triliun.
Pada 2024, penanaman modal asing (PMA) mendominasi yakni mencapai Rp24,21 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp12,31 triliun.
Hampir 50 persen capaian investasi itu berada di Kabupaten Badung pada 2024.