Jakarta (Antara Bali) - Partai Demokrat ingin meningkatkan komunikasi politik dengan partai-partai politik, terkhusus Partai Gerindra dan PKS, sehingga wajar ada pertemuan antara Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Yudhoyono, dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Pada saat masih muda, kedua tokoh nasional ini pernah sama-sama mengenyam pendidikan di Akademi Militer, di Magelang, Jawa Tengah, pada masa pendidikan yang sama. 

"Dari dahulu hubungan Demokrat dengan Gerindra dan PKS berjalan bagus. Jadi, kalau hari ini terjadi pertemuan antara Pak SBY dan Pak Prabowo merupakan sesuatu yang biasa," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Kamis.

Hasan mengatakan, komunikasi antarpimpinan bangsa harus ditingkatkan sehingga pertemuan mereka itu positif. Menurut dia, pertemuan kedua tokoh itu dalam rangka menyamakan visi dan misi bagaimana membangun bangsa ini ke depan agar lebih bagus.

Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, banyak hal yang akan dibicarakan kedua tokoh itu. Ia mencontohkan masalah ekonomi yang mandek, angka kemiskinan meningkat, daya beli masyarakat menurun, politik, pertahanan keamanan, hingga hubungan luar negeri.

Hasan membantah pertemuan itu untuk menghasilkan koalisi pencalonan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019 karena terlalu dini membicarakan hal-hal terkait itu.

Sebelumnya, Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, mengatakan, Yudhoyono dan Prabowo akan melakukan pertemuan tertutup pada Kamis malam (27/7), di Cikeas, di rumah pribadi Yudhoyono.

Sari mengatakan, pertemuan itu sebagai respons positif dari SBY atas permintaan Prabowo untuk bertemu usai Rapat Paripurna DPR yang menyetujui pengesahan RUU Pemilu menjadi UU Pemilu, Jumat (21/7). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017