Nusa Dua (Antara Bali) - Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) bersama Sekolah International Business Universiti Utara Malaysia, dan Chiba Institute of Commerce, Japan, menggelar konferensi manajemen di Bali pada 26-28 Juli.
"Konferensi ini bertujuan agar para akademikus, praktisi, dan pemerintah bersama-sama mendiskusikan masalah-masalah tentang manajemen dan ekonomi," kata dekan IBS UTM, Prof Dr Wan Khairuzzaman Wan, dalam pembukaan acara itu di Kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Didampingi Dekan SBM ITB, Prof Sudarso Kaderi Wiryono, ia menjelaskan konferensi bertajuk "The 2nd International Conference on Management in Emerging Markets (ICMEM)" itu membahas 200 makalah tentang manajemen, ekonomi, pasar, dan inovasi, selama tiga hari.
Menurut Prof Sudarso Kaderi Wiryono, ekosistem bisnis itu penting untuk pertumbuhan dan inovasi, serta peranan teknologi dalam bisnis yang berkelanjutan.
"Konferensi ini juga diharapkan dapat menjadi tempat untuk menambahkan jejaring, kolaborasi, dan berbagi pengetahuan antar-sesama peneliti untuk kemajuan bisnis dan juga ilmu pengetahuan," katanya.
Acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang dibagi dalam 30 "track chair" dengan sejumlah pembicara dari Helsinki, Bangladesh, OPEC, PT Pertamina, SBM ITB, dan sebagainya. Dalam acara itu ada juga penyerahan "award" untuk paper yang terbaik.
"Kami berharap konferensi tahunan untuk para akademisi dan praktisi akan memberikan manfaat untuk bisnis, pemerintahan, dan masyarakat, sehingga nantinya dapat dilaksanakan secara reguler," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Konferensi ini bertujuan agar para akademikus, praktisi, dan pemerintah bersama-sama mendiskusikan masalah-masalah tentang manajemen dan ekonomi," kata dekan IBS UTM, Prof Dr Wan Khairuzzaman Wan, dalam pembukaan acara itu di Kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Didampingi Dekan SBM ITB, Prof Sudarso Kaderi Wiryono, ia menjelaskan konferensi bertajuk "The 2nd International Conference on Management in Emerging Markets (ICMEM)" itu membahas 200 makalah tentang manajemen, ekonomi, pasar, dan inovasi, selama tiga hari.
Menurut Prof Sudarso Kaderi Wiryono, ekosistem bisnis itu penting untuk pertumbuhan dan inovasi, serta peranan teknologi dalam bisnis yang berkelanjutan.
"Konferensi ini juga diharapkan dapat menjadi tempat untuk menambahkan jejaring, kolaborasi, dan berbagi pengetahuan antar-sesama peneliti untuk kemajuan bisnis dan juga ilmu pengetahuan," katanya.
Acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang dibagi dalam 30 "track chair" dengan sejumlah pembicara dari Helsinki, Bangladesh, OPEC, PT Pertamina, SBM ITB, dan sebagainya. Dalam acara itu ada juga penyerahan "award" untuk paper yang terbaik.
"Kami berharap konferensi tahunan untuk para akademisi dan praktisi akan memberikan manfaat untuk bisnis, pemerintahan, dan masyarakat, sehingga nantinya dapat dilaksanakan secara reguler," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017