Gianyar (Antara Bali) - Fransi Mioki Rahena Santi (11), gadis belia kelas VI SD Tegal Tugu, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa mengikuti ujian nasional di rumah sakit karena terserang penyakit demam berdarah.
Siswa yang terlihat masih pucat dan dirawat di ruangan Abimanyu RS Sanjiwani, Gianyar, itu terpaksa mengerjakan soal pada ujian nasional (UN) hari pertama dengan materi Bahasa Indonesia tersebut di rumah sakit.
"Senin (2/5) lalu, saya mendapat telepon dari sekolahnya, jika Fransi panas. Takut terjadi apa-apa, sorenya saya periksakan ke laboratorium," ujar Lilik, ibunda Fransi, saat ditemui di RS Sanjiwani.
Dari hasil laboratorium itu diketahui kalau kondisi kesehatan Fransi normal. Namun, karena Karena panas tubuhnya tak kunjung turun, Fransi dilakukan cek darah kembali dan hasilnya diduga kuat terkenan demam berdarah.
Meski kondisi tubuhnya terus turun, Fransi tetap ingin mengikuti ujian nasional. Untuk itu, orang tuanya berkonsultasi kepada wali kelasnya, Ni Wayan Suwarni.
"Bu Suwarni bilang, lebih baik dibawa ke RS saja karena takut terjadi apa-apa. Jika memang nanti tidak bisa mengerjakan ujian di sekolah, maka guru yang akan datang ke rumah sakit," ucap wanita yang sudah 13 tahun hidup di Gianyar ini.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Fransi pun menjalani rawat inap di RS Sanjiwani. Meskipun dalam kondisi sakit, ia tetap belajar untuk menghadapi UNS.
Menurut Lilik, sebetulnya saat ini kondisi anaknya sudah membaik, namun dokter rumah sakit belum mengizinkan Fransi untuk pulang, termasuk kemungkinan mengerjakan soal-soal UN di sekolah dengan pertimbangan kesehatan.
"Pasalnya, kesehatan Fransi masih menjadi tanggungan pihak rumah sakit. Alasannya, jika terjadi apa-apa, rumah sakit takut dianggap lepas tangan. Maka dari itu, Fransi mengerjakan soal di rumah sakit," katanya.
Ia mengemukakan bahwa pada Selasa sore Fransi sudah diperbolehkan pulang dan kemungkinan besar pada Rabu (11/5) akan mengikuti ujian hari kedua di sekolahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Siswa yang terlihat masih pucat dan dirawat di ruangan Abimanyu RS Sanjiwani, Gianyar, itu terpaksa mengerjakan soal pada ujian nasional (UN) hari pertama dengan materi Bahasa Indonesia tersebut di rumah sakit.
"Senin (2/5) lalu, saya mendapat telepon dari sekolahnya, jika Fransi panas. Takut terjadi apa-apa, sorenya saya periksakan ke laboratorium," ujar Lilik, ibunda Fransi, saat ditemui di RS Sanjiwani.
Dari hasil laboratorium itu diketahui kalau kondisi kesehatan Fransi normal. Namun, karena Karena panas tubuhnya tak kunjung turun, Fransi dilakukan cek darah kembali dan hasilnya diduga kuat terkenan demam berdarah.
Meski kondisi tubuhnya terus turun, Fransi tetap ingin mengikuti ujian nasional. Untuk itu, orang tuanya berkonsultasi kepada wali kelasnya, Ni Wayan Suwarni.
"Bu Suwarni bilang, lebih baik dibawa ke RS saja karena takut terjadi apa-apa. Jika memang nanti tidak bisa mengerjakan ujian di sekolah, maka guru yang akan datang ke rumah sakit," ucap wanita yang sudah 13 tahun hidup di Gianyar ini.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Fransi pun menjalani rawat inap di RS Sanjiwani. Meskipun dalam kondisi sakit, ia tetap belajar untuk menghadapi UNS.
Menurut Lilik, sebetulnya saat ini kondisi anaknya sudah membaik, namun dokter rumah sakit belum mengizinkan Fransi untuk pulang, termasuk kemungkinan mengerjakan soal-soal UN di sekolah dengan pertimbangan kesehatan.
"Pasalnya, kesehatan Fransi masih menjadi tanggungan pihak rumah sakit. Alasannya, jika terjadi apa-apa, rumah sakit takut dianggap lepas tangan. Maka dari itu, Fransi mengerjakan soal di rumah sakit," katanya.
Ia mengemukakan bahwa pada Selasa sore Fransi sudah diperbolehkan pulang dan kemungkinan besar pada Rabu (11/5) akan mengikuti ujian hari kedua di sekolahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011