Kuta (Antara Bali) - Petugas keamanan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai dibantu TNI AU mengamankan seorang calon penumpang berkewarganegaraan Australia yang mengamuk hingga nekat ingin melompat dari lantai tiga terminal keberangkatan internasional.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di bandara kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Selasa, menjelaskan calon penumpang tersebut bernama Butler Gregory Lee (46) yang sempat menghebohkan terminal internasional bandara akibat ulahnya itu.

Gregory mengamuk dengan terus berteriak lantang dengan mengucapkan kata-kata yang tidak jelas hingga menyedot perhatian orang-orang yang saat itu berada di terminal internasional.

Gregory kemudian menaiki pagar pembatas dan berdiri di sisi pagar yang terbuat dari kaca di salah satu restoran lantai tiga terminal keberangkatan.

Peristiwa tersebut sontak membuat orang yang berada di sekitar termasuk petugas bandara membujuk Gregory yang saat itu mengenakan kaos biru berlengan panjang dan celana pendek untuk kembali ke tempat aman.

Selama sekitar 1,5 jam mengumpat tidak jelas, petugas gabungan kemudian berhasil mengevakuasi pria tersebut untuk selanjutnya diamankan sekitar pukul 18.30 Wita.

Belum diketahui penyebab pria tersebut mengamuk. Namun Arie menduga Gregory mengalami stres karena ditemukan obat penurun stres di dalam tasnya.

Arie menuturkan pria dengan nomor paspor PA-1324533 itu sebelumnya merupakan penumpang maskapai AirAsia AK-379 rute Denpasar-Kuala Lumpur yang seharusnya terbang pada Senin (17/7) pukul 21.00 Wita.

Dia menjelaskan saat pesawat bergerak menuju landasan pacu untuk lepas landas, pria berkepala pelontos itu tiba-tiba berjalan ke arah kokpit dan menggedor-gedor pintu ruang kendali pesawat udara itu.

Demi keamanan, pilot kemudian memutuskan kembali ke apron dan membatalkan penerbangan.

Petugas maskapai kemudian berkoordinasi dengan petugas keamanan bandara dan Otoritas Bandara Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara untuk investigasi.

Seluruh penumpang AirAsia AK-379 kemudian diinapkan di salah satu hotel di Kuta sedangkan Gregory diamankan pihak berwenang setempat untuk diperiksa lebih lanjut malam itu juga.

Dari hasil pemeriksaan, lanjut Arie, Gregory menggedor-gedor pintu kokpit karena merasa ada yang ingin menghabisi nyawanya.

Arie menuturkan mengingat pelaku menyampaikan alasan yang tidak bisa diterima begitu saja, petugas kemudian menggeledah barang bawaan Gregory dan ditemukan obat penurun stres di dalam tasnya.

"Saat investigasi itu ternyata pemeriksaan tas ada obat penurun stres sehingga diprediksi orang ini mengidap stres," ucapnya.

Arie mengatakan pemeriksaan pertama terhadap Gregory telah selesai dan diserahkan kepada maskapai yang bersangkutan.

Sedangkan maskapai AirAsia dengan pesawat yang sama sudah terbang ke Kuala Lumpur pada Selasa (18/7) sekitar pukul 07.00 Wita.

Sementara itu terkait tindak lanjut setelah dievakuasi, Gregory akan diinvestigasi kembali petugas keamanan bandara, kantor kesehatan dan aparat kepolisian karena tindakannya dinilai mengganggu ketertiban umum. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017