Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan nilai-nilai dan visi Bali Mandara seharusnya diwariskan kepada generasi penerus agar jika ada kekurangan tidak mengulangi hal yang sama.

"Hari ini buku dibedah untuk mendapat masukan sehingga menjadi dokumen Provinsi Bali yang akan kita wariskan kepada generasi penerus," kata Pastika dalam acara Bedah Buku Bali Mandara Estafeta untuk Generasi Muda, di Denpasar, Jumat.

Buku yang dibuat oleh Bappeda Litbang Provinsi Bali ini rencananya akan diluncurkan pada Hari Jadi Provinsi Bali 14 Agustus 2017.

Menurut dia, tidak ada intervensi terhadap isi buku ini sehingga diharapkan isinya objektif. Tentunya tak mungkin membuat buku yang sempurna, namun setidaknya dengan masukan yang muncul pada hari ini bisa membuat buku ini menjadi siap ketika diluncurkan.

"Buku ini penting bagi generasi penerus karena akan memberi gambaran apa yang sudah dilakukan dan apa yang masih kurang sehingga nantinya tidak mengulang hal yang sama," ucap Pastika.

Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali Putu Astawa selaku ketua panitia dalam laporannya menyampaikan buku ini penting untuk meletakkan dasar-dasar dalam perubahan tatanan kehidupan di Bali. Menurutnya perlu lima fase untuk bisa mewujudkan visi Bali Mandara.

Sebagai pembahas, pemimpin redaksi Bali Post Nyoman Wirata dan wartawan senior yang kini menjadi sulinggih Ida Pandita Mpu Jaya Prema menyampaikan berbagai masukan guna menyempurnakan buku ini, baik dari sisi redaksional maupun substantif.

Muncul juga berbagai pendapat dan masukan dari hadirin seperti anggota DPR RI AA Adhi Mahendra Putra, Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali Dr I Putu Sastra Wingarta dan beberapa hadirin lainnya baik dari akademisi maupun insan pers.

Mayoritas sepakat bahwa visi Bali Mandara dan penjabarannya adalah tujuan yang positif yang perlu diwariskan kepada generasi penerus. Bahkan sudah ada contoh konkret dari keberhasilan yang dicapai Pemerintah Provinsi Bali dalam menerapkan nilai-nilai Bali Mandara.

Untuk mencapai visi Bali Mandara masih diperlukan kerja keras dari semua pihak dan tak terpengaruh oleh ego sektoral sehingga pembangunan Bali bisa berlangsung secara berkelanjutan.

Oleh karena itu Bali Mandara harus dipahami semua orang Bali sehingga semua memberi kontribusi, bukan hanya calon pemimpin atau generasi muda Bali tapi semua yang peduli dengan Bali.

Sedangkan penulis buku Arya Suharja menerima semua masukan yang disampaikan. Buku yang ditulis dalam waktu singkat ini, diakuinya memang tak bisa memenuhi semua ekspektasi.

Namun, ia memastikan buku ini sebagai catatan reflektif yang bermaksud menjadi pemantik bagi para pembacanya. "Saya tidak bikin air gula, tetapi kopi yang ada manis dan pahitnya. Yang penting setelah membacanya kita terjaga," ujar Arya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017