Singaraja (Antara Bali) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Bali masih mencari lahan baru terkait pembangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Singaraja yang didirikan pada tahun ini.

"SMPN 8 Singaraja berlokasi di Desa Kalibukbuk merupakan sekolah baru di `blank zona`. Zona dimana siswa di empat desa di Desa Anturan, Kalibukbuk, Pemaron dan sekitarnya cukup jauh mengakses sekolah di kota maupun SMP di wilayah Temukus," kata Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa, di Kantor DPRD Buleleng, Selasa.

Menurut dia, berdirinya SMPN 8 Singaraja tidak terlepas dari Peraturan Menteri Pendidikan yang baru terkait zonasi peserta didik menjadi syarat penentu diterima di suatu sekolah.

"Kami memang bergerak cepat karena kami tidak ingin ratusan siswa yang ada di empat desa tidak mendapatkan sekolah karena aturan zonasi itu," kata dia.

Suyasa menambahkan, pendirian unit sekolah baru di Buleleng sebenarnya sejalan dengan saran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa harus ada sekolah baru di Buleleng, utamanya untuk daerah pinggiran kota.

Jadi, kata dia, terkait lahan dan anggaran sepertinya tidak akan sulit karena di sekitar SMPN 8 Singaraja saat ini di Kalibukbuk terdapat beberapa aset milik pemerintah daerah.

"Kami masih upayakan dengan mengusulkan kepada Sekretaris Daerah. Anggaran pembangunan kemungkinan besar akan kami ajukan ke pusat," terang dia.

Siswa di SMPN 8 Singaraja saat ini tercatat sebanyak 156 orang dan menempati gedung SDN 4 Kalibukbuk. Awalnya calon siswa tidak mendapatkan sekolah mencapai sekitar 400 orang namun sekitar 244 sudah tersebar di beberapa sekolah yang masih memungkinkan menggunakan pola zonasi. (WDY)

Video oleh Bagus Andi Purnomo


Pewarta: Pewarta: IMB Andi Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017