Denpasar (Antara Bali) - Komunitas Listibiya Gianyar mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian air melalui pementasan Topeng Prembon berjudul "Tukad Mala Pengit" dalam ajang Pesta Kesenian Bali ke-39, di Taman Budaya Denpasar, Rabu.

"Melalui pementasan ini, kami ingin mengajak masyarakat agar memahami makna penting dari air. Air sekecil apapun harus diperhatikan, baik kebersihannya maupun kesuciannya," kata Ketut Wijasa, anggota Listibiya Gianyar di sela-sela pementasannya di Kalangan (panggung) Ratna Kanda, Taman Budaya Denpasar itu..

Ada enam seniman dari Listibiya Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, yang menjadi pemain dalam pentas kolaborasi antara kesenian Topeng, Prembon, dan Drama Gong tersebut.

"Kami sengaja mengkolaborasikan ketiga kesenian ini, agar ketiga elemen kesenian ini bisa dipentaskan dan tampilannya tidak terkesan monoton," ujarnya.

Selain itu, Wijasa yang berperan sebagai punakawan, juga ingin mengajak generasi muda untuk terus berkarya dan mengembangkan kesenian, di samping tetap memelihara lingkungan. "Dengan demikian, kesenian dan alam Bali itu akan semakin lestari," katanya.

Secara garis besarnya Topeng Prembon berjudul Tukad Mala Pengit itu mengisahkan tentang bencana yang melanda kerajaan yang bernama Kerajaan Amerta Bumi.

Kerajaan tersebut pada awalnya aman, damai, dan sejahtera. Namun, ketika perilaku masyarakat mulai arogan dan suka melanggar aturan, Tuhanpun menghukum mereka dengan adanya wabah, yang menyebabkan terjadinya kematian warga secara beruntun.

Wabah tersebut datang dari sungai yang kotor, penuh bakteri, bibit penyakit (mala pengit) yang menyerang warga. Akhirnya Sang Raja, Raja Kerta Wijaya sangat bingung mengatasi wabah itu.

Dalam pertunjukan yang berlangsung sekitar dua jam itu, penonton juga dihibur dengan selingan tari Joged Bumbung dan hiburan segar yang dibawakan para pemainnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017