Denpasar (Antara Bali) - Tim kesenian Sanggar Kumara Widya Suara, Kabupaten Jembrana, yang beranggotakan enam siswa SMPN 4 Mendoyo, mampu tampil lincah dan memukau dalam serangkaian pentas seni tradisional Bali dan moderen di Jepang.
Pada pementasan di beberapa kota wilayah Kansai, mereka mampu tampil lincah dan memukau hadirin yang berasal dari berbagai kalangan, demikian dilaporkan oleh Wakil Konsul pada Konsulat Jenderal RI Osaka Anggraeni Widiastuti, kepada ANTARA di Denpasar, Rabu.
Dalam laporan tertulis melalui surat elektronik, disebutkan bahwa untuk menyambut libur panjang "Golden Week" di Jepang, KJRI Osaka menggelar pentas seni Indonesia, sekaligus penggalangan dana untuk korban gempa Tohoku, selama 2 - 5 Mei 2011.
Serangkaian acara pentas seni yang diselenggarakan di beberapa kota di wilayah Kansai itu, atas kerja sama KJRI Osaka dengan Pemkab Jembrana dan berbagai pihak terkait.
Selama pentas seni, ditampilkan pertunjukan tari dan musik dari tim kesenian Sanggar Kumara Widya Suara Kabupaten Jembrana yang beranggotakan enam siswa SMPN 4 Mendoyo. "Baik saat membawakan kesenian tradisional Bali maupun modern, terlihat lincah dan mampu memukau hadirin," komentarnya.
Pada hari pertama, pentas seni diselenggarakan di kota Osaka, menampilkan keenam siswa dari Sanggar Kumara Widya Suara Kabupaten Jembrana tersebut.
Selain itu, juga menampilkan anak-anak Indonesia dengan tarian Ronggeng Betawi, kelompok BIP Band yang beranggotakan mahasiswa Indonesia dari Kobe University, serta warga Nusantara yang membawakan tari Merak.
Di pertengahan acara, menurut Anggraeni, diedarkan kotak penggalangan dana bagi korban gempa Tohoku. Sekitar 150 orang yang hadir dalam pertunjukan itu turut memberikan sumbangan, yang hasilnya akan disampaikan melalui Palang Merah Jepang.
Sedangkan hari kedua, digelar pertunjukan "Love for Tohoku" di kota Kyoto, yang diselenggarakan bekerjasama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kyoto.
"Untuk acara ini, panitia menggalang dana dengan menjual tiket seharga 1.000 Yen per orang. Kami berhasil mendatangkan sekitar 400 penonton hingga memenuhi ruangan pertunjukan," katanya.
Selain pertunjukan dari daerah tujuan wisata internasional Bali, para penonton juga disuguhi penampilan mahasiswa Indonesia yang menyuguhkan tari dan musik khas dari berbagai daerah di Tanah Air.
Dalam beberapa kesempatan ditayangkan pula pesan-pesan dari Indonesia bagi korban gempa Tohoku. Semua berharap agar Jepang dapat segera bangkit kembali dari bencana yang terjadi 11 Maret 2011.
"Melalui kegiatan seni budaya ini, diharapkan tidak hanya memperkenalkan Indonesia, namun juga bisa mempererat hubungan kedua negara dan memberikan kontribusi bagi korban bencana Tohoku," kata Konjen RI Osaka, Ibnu Hadi.
Sanggar Kumara Widya Suara Kabupaten Jembrana juga tampil di kota Sakai dan Osaka, untuk mengisi acara "Unicef Children’s Day Charity Event".
Rombongan tim kesenian dan pendukung, juga dijadwalkan berkunjung ke SD Shinonome di Hiroshima, yang merupakan "sister school" dari SMPN 4 Mendoyo.
Dalam kunjungan ke SD Shinonome di Hiroshima itu, diharapkan kedua sekolah dapat meningkatkan kerja sama yang selama ini telah terbina.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Pada pementasan di beberapa kota wilayah Kansai, mereka mampu tampil lincah dan memukau hadirin yang berasal dari berbagai kalangan, demikian dilaporkan oleh Wakil Konsul pada Konsulat Jenderal RI Osaka Anggraeni Widiastuti, kepada ANTARA di Denpasar, Rabu.
Dalam laporan tertulis melalui surat elektronik, disebutkan bahwa untuk menyambut libur panjang "Golden Week" di Jepang, KJRI Osaka menggelar pentas seni Indonesia, sekaligus penggalangan dana untuk korban gempa Tohoku, selama 2 - 5 Mei 2011.
Serangkaian acara pentas seni yang diselenggarakan di beberapa kota di wilayah Kansai itu, atas kerja sama KJRI Osaka dengan Pemkab Jembrana dan berbagai pihak terkait.
Selama pentas seni, ditampilkan pertunjukan tari dan musik dari tim kesenian Sanggar Kumara Widya Suara Kabupaten Jembrana yang beranggotakan enam siswa SMPN 4 Mendoyo. "Baik saat membawakan kesenian tradisional Bali maupun modern, terlihat lincah dan mampu memukau hadirin," komentarnya.
Pada hari pertama, pentas seni diselenggarakan di kota Osaka, menampilkan keenam siswa dari Sanggar Kumara Widya Suara Kabupaten Jembrana tersebut.
Selain itu, juga menampilkan anak-anak Indonesia dengan tarian Ronggeng Betawi, kelompok BIP Band yang beranggotakan mahasiswa Indonesia dari Kobe University, serta warga Nusantara yang membawakan tari Merak.
Di pertengahan acara, menurut Anggraeni, diedarkan kotak penggalangan dana bagi korban gempa Tohoku. Sekitar 150 orang yang hadir dalam pertunjukan itu turut memberikan sumbangan, yang hasilnya akan disampaikan melalui Palang Merah Jepang.
Sedangkan hari kedua, digelar pertunjukan "Love for Tohoku" di kota Kyoto, yang diselenggarakan bekerjasama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kyoto.
"Untuk acara ini, panitia menggalang dana dengan menjual tiket seharga 1.000 Yen per orang. Kami berhasil mendatangkan sekitar 400 penonton hingga memenuhi ruangan pertunjukan," katanya.
Selain pertunjukan dari daerah tujuan wisata internasional Bali, para penonton juga disuguhi penampilan mahasiswa Indonesia yang menyuguhkan tari dan musik khas dari berbagai daerah di Tanah Air.
Dalam beberapa kesempatan ditayangkan pula pesan-pesan dari Indonesia bagi korban gempa Tohoku. Semua berharap agar Jepang dapat segera bangkit kembali dari bencana yang terjadi 11 Maret 2011.
"Melalui kegiatan seni budaya ini, diharapkan tidak hanya memperkenalkan Indonesia, namun juga bisa mempererat hubungan kedua negara dan memberikan kontribusi bagi korban bencana Tohoku," kata Konjen RI Osaka, Ibnu Hadi.
Sanggar Kumara Widya Suara Kabupaten Jembrana juga tampil di kota Sakai dan Osaka, untuk mengisi acara "Unicef Children’s Day Charity Event".
Rombongan tim kesenian dan pendukung, juga dijadwalkan berkunjung ke SD Shinonome di Hiroshima, yang merupakan "sister school" dari SMPN 4 Mendoyo.
Dalam kunjungan ke SD Shinonome di Hiroshima itu, diharapkan kedua sekolah dapat meningkatkan kerja sama yang selama ini telah terbina.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011