Denpasar (Antara Bali) - Sejak jauh-jauh hari pengusaha angkutan darat di Denpasar, Bali, Ketut Eddy Dharma Putra mulai mempercantik armada busnya untuk melayani para pemudik Lebaran 2017.

Pemilik perusahaan otobus Restu Mulya itu memberikan perawatan ekstra di luar perawatan rutin untuk 27 unit bus miliknya.

Mulai dari memperbaiki tempat duduk sekaligus memperbaharui pelapisnya, menjaga temperatur suhu ruangan, kebersihan toilet, hingga mengatur keharuman ruang kabin.

Tidak hanya itu, pengusaha angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP) nonekonomi itu melakukan pemeriksaan kendaraan menyeluruh untuk memastikan kendaraan laik jalan, di antaranya menjamin kekuatan kaca depan, ban, rem tangan, obat-obatan (P3K), hingga kelengkapan peralatan darurat.

Dinas Perhubungan telah mengatur jadwal pemeriksaan kelaikan kendaraan umum, khususnya yang melayani angkutan mudik Lebaran.

Awak bus juga menjalani tes urine di terminal oleh Dinas Kesehatan bersama BNN menjelang arus mudik untuk memastikan para sopir dan awak bus tidak berada dalam pengaruh narkoba dan alkohol ketika bertugas.

Yang tidak kalah penting kelengkapan dokumen seperti surat kendaraan (STNK), buku uji serta dokumen perjalanan lain yang juga harus diperhatikan sebagai penanda bahwa perusahaan terkait memiliki izin.

Semua itu dilakukan semata untuk memberikan kenyamanan kepada para pemudik sehingga mereka beralih menggunakan transportasi massal.

Menghadapi arus mudik Lebaran 2017, Eddy yang juga Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali itu mengatakan pelaku usaha setempat juga melakukan hal serupa, baik untuk AKAP ekonomi maupun nonekonomi.

Sementara itu terkait jumlah armada bus yang melayani angkutan mudik, perusahaan otobus di Pulau Dewata sepakat menambah armada menjadi sebanyak 300 unit atau meningkat lima persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penambahan jumlah armada itu selain untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan penumpang, juga untuk menarik minat pemudik beralih memanfaatkan moda transportasi itu mengingat ada jaminan tempat duduk yang tersedia.

Ratusan angkutan umum tersebut disediakan oleh 15 perusahaan angkutan darat di Bali, yakni angkutan untuk antarkota antarprovinsi (akap) sekitar 139 unit plus cadangan sebanyak 11 unit, antarjemput antarprovinsi (ajap) sebanyak 76 unit, angkutan kota dalam provinsi (akdp) dan didukung angkutan pariwisata apabila terjadi lonjakan yang signifikan sebanyak 30 unit.

Pemudik juga diharapkan tidak khawatir kekurangan tempat duduk angkutan umum karena Dinas Perhubungan dapat menerbitkan izin insidentil bagi angkutan pariwisata untuk mengakomodasi apabila terjadi lonjakan penumpang mudik.

Pemudik Motor

Pemudik yang diharapkan beralih menggunakan transportasi massal adalah pemudik yang selama ini menggunakan sepeda motor dan kendaraan pribadi roda empat.

Selama ini pemudik motor dianggap kerap menyumbang kemacetan lalu lintas utamanya di jalur mudik seperti di Denpasar-Tabanan menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, dan beberapa titik lainnya.

Pemerintah melalui Dinas Perhubungan Provinsi Bali mengimbau pemudik motor untuk mempertimbangkan perjalanan pulang kampungnya menggunakan kendaraan roda dua dan diharapkan memanfaatkan moda transportasi umum karena lebih aman.

Namun bagi sebagian pemudik, pulang ke kampung halaman menggunakan sepeda motor atau kendaraan pribadi merupakan sebuah tanda keberhasilan selama menjadi perantauan sehingga mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

"Sangat riskan menggunakan sepeda motor saat arus mudik apalagi membawa muatan penumpang dan barang bawaan yang berlebihan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gusti Ngurah Agung Sudarsana.

Berdasarkan data realisasi pembayaran santunan Jasa Raharja Bali, selama periode mudik Lebaran 2016, jumlah korban meninggal dunia mencapai 22 jiwa, meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 19 korban jiwa.

Sebagian besar jumlah korban meninggal dunia itu merupakan pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan di jalur Denpasar dan Kabupaten Buleleng.

Mudik Daring

Sejatinya ada banyak pilihan lain untuk mudik ke kampung halaman dengan memanfaatkan transportasi massal seperti kapal laut dan pesawat udara daripada menggunakan kendaraan pribadi atau sepeda motor.

PT ASDP Indonesia Ferry menyiapkan 49 kapal untuk melayani penyeberangan Gilimanuk-Ketapang dengan pemberangkatan kapal menjadi 10 kali untuk satu kapal dari semula hanya sembilan kali dengan interval keberangkatan satu jam sekali.

Untuk mengurai kemacetan dan antrean panjang di pintu gerbang pelabuhan, ASDP menjual tiket dalam jaringan (daring) atau "online" sebagai terobosan baru pelayanan mudik tahun ini.

Tiket dalam jaringan itu bisa dibeli melalui laman tiket.indonesiaferry.co.id yang diluncurkan mulai 1 Juni 2017 untuk pemberangkatan mulai 19 Juni 2017.

Dengan adanya sistem pembelian secara "online" itu akan mempersingkat waktu pelayanan dalam mengisi data manifest penumpang yang selama ini memakan waktu lebih lama untuk satu penumpang per transaksi.

Direktur Pelayanan dan Fasilitas ASDP Indonesia Ferry Christine Hutabarat mengatakan pemudik akan mendapatkan nomor barkode yang bisa dicetak atau dengan menunjukkan barkode di telepon seluler untuk selanjutnya tinggal dipindai petugas loket.

Empat mesin pemindai kode tiket telah disiapkan di Pelabuhan Gilimanuk dengan mendapatkan keistimewaan jalur khusus yang dipisahkan dengan pembeli tiket berjadwal yang dibeli langsung di tempat.

Sementara itu untuk mudik menggunakan jalur udara, enam maskapai penerbangan nasional mengajukan 369 penerbangan tambahan dengan jumlah kapasitas kursi mencapai 66.366 tempat duduk selama periode mudik Lebaran.

General Manajer Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi mengatakan maskapai penerbangan yang mengajukan tambahan jadwal itu yakni Garuda Indonesia, Lion Air, Nam Air, Sriwijaya Air, Wings Air dan Citilink dengan tujuan paling banyak Surabaya dan Jakarta.

Maskapai Garuda Indonesia bahkan mengganti armada pesawat dari Boeing 737 seri 800 berkapasitas 162 penumpang menjadi Boeing 777 seri 300 dengan kapasitas 393 kursi, agar lebih banyak menampung penumpang.

Selain itu posko angkutan monitoring angkutan Lebaran juga telah didirikan bersama instansi terkait lainnya untuk memberikan kelancaran arus mudik di bandara itu.

Melihat persiapan matang para pengelola moda transportasi massal tersebut, rasanya ini saat yang tepat bagi para pemudik motor untuk mempertimbangkan kembali pilihannya pulang ke kampung halaman menggunakan kendaraan pribadi apalagi sepeda motor.

Jika ada yang lebih nyaman dan aman, apa salahnya beralih.(WDY)

--------------
*) Penulis adalah wartawan Perum LKBN Antara Biro Bali.

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna *)

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017