Denpasar (Antara Bali) - Duta kesenian dari Kabupaten Tabanan mengangkat nilai kearifan pesisir Pantai Soka menjadi garapan inovatif dalam Pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-39, di Denpasar, Sabtu.
"Sesuai dengan tema PKB tahun ini, setiap kabupaten/kota yang menjadi peserta pawai memang wajib menampilkan karya-karya yang terkait dengan upaya pelestarian air," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha.
Ditemui di sela-sela pawai tersebut di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Denpasar, ia menjelaskan Pesisir Soka telah menjadi primadona wisatawan domestik asal Jawa yang berwisata ke Bali, khususnya dengan memanfaatkan jasa bus, seringkali mampir untuk bersantai dan menikmati sarapan pagi.
Dalam garapan inovatif yang berjudul "Menguak Nilai Kearifan Pesisir Soka" itu diungkap bahwa Pura Sri Jong yang berada di pesisir Soka ternyata menyimpan misteri masa lalu, yang bersifat historis, ajaib, religius magis, dan juga ada mitosnya.
Pura Sri Jong terkait dengan perjalanan Kebo Iwa (abad 14 M) ke Lembah Tulis (Majapahit). Kebo Iwa dalam perjalanan tersebut sempat mampir di Pura Luhur Sri Jong yang di bawahnya terdapat goa.
Kebo Iwa bersemadi di tengah goa dan duduk di atas batu sambil mendengar gemericik air suci memohon agar perjalanan ke Majapahit selamat.
Ada mitos berkembang bahwa Kebo Iwa dijaga oleh tikus dan ular penghuni goa, sedangkan nilai religius magis pesisir Soka, karena posisinya tepat di campuhan tiga, yaitu pertemuan dua hilir sungai dan air laut.
Sampai dengan saat ini, pesisir Soka dijadikan tempat ritual melis/makiis oleh masyarakat Selemadeg Barat, Selemadeg Timur, Bajra, dan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Yang sebelumnya sudah dijadikan media untuk memohon kesuburan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri.
Selanjutnya dua abad kemudian, ketika Dang Hyang Nirartha datang ke Bali, juga menjadikan Pura Sri Jong sebagai salah satu petilasannya. Karena perpaduan nilai-nilai kearifan yang dimiliki, membuat Pesisir Soka, menarik untuk dikunjungi.
Garapan ini diiringi musik pengiring baleganjur yang telah dikemas sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman saat ini. Para penabuh pendukungnya adalah kalangan anak muda, penuh semangat, terinspirasi semangat Puputan Margarana.
Pesta Kesenian Bali ke-39 itu berlangsung pada 10 Juni - 8 Juli 2017 di Taman Budaya, Denpasar, sedangkan pawai budaya serangkaian PKB telah dilepas oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sabtu siang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Sesuai dengan tema PKB tahun ini, setiap kabupaten/kota yang menjadi peserta pawai memang wajib menampilkan karya-karya yang terkait dengan upaya pelestarian air," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha.
Ditemui di sela-sela pawai tersebut di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Denpasar, ia menjelaskan Pesisir Soka telah menjadi primadona wisatawan domestik asal Jawa yang berwisata ke Bali, khususnya dengan memanfaatkan jasa bus, seringkali mampir untuk bersantai dan menikmati sarapan pagi.
Dalam garapan inovatif yang berjudul "Menguak Nilai Kearifan Pesisir Soka" itu diungkap bahwa Pura Sri Jong yang berada di pesisir Soka ternyata menyimpan misteri masa lalu, yang bersifat historis, ajaib, religius magis, dan juga ada mitosnya.
Pura Sri Jong terkait dengan perjalanan Kebo Iwa (abad 14 M) ke Lembah Tulis (Majapahit). Kebo Iwa dalam perjalanan tersebut sempat mampir di Pura Luhur Sri Jong yang di bawahnya terdapat goa.
Kebo Iwa bersemadi di tengah goa dan duduk di atas batu sambil mendengar gemericik air suci memohon agar perjalanan ke Majapahit selamat.
Ada mitos berkembang bahwa Kebo Iwa dijaga oleh tikus dan ular penghuni goa, sedangkan nilai religius magis pesisir Soka, karena posisinya tepat di campuhan tiga, yaitu pertemuan dua hilir sungai dan air laut.
Sampai dengan saat ini, pesisir Soka dijadikan tempat ritual melis/makiis oleh masyarakat Selemadeg Barat, Selemadeg Timur, Bajra, dan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Yang sebelumnya sudah dijadikan media untuk memohon kesuburan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri.
Selanjutnya dua abad kemudian, ketika Dang Hyang Nirartha datang ke Bali, juga menjadikan Pura Sri Jong sebagai salah satu petilasannya. Karena perpaduan nilai-nilai kearifan yang dimiliki, membuat Pesisir Soka, menarik untuk dikunjungi.
Garapan ini diiringi musik pengiring baleganjur yang telah dikemas sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman saat ini. Para penabuh pendukungnya adalah kalangan anak muda, penuh semangat, terinspirasi semangat Puputan Margarana.
Pesta Kesenian Bali ke-39 itu berlangsung pada 10 Juni - 8 Juli 2017 di Taman Budaya, Denpasar, sedangkan pawai budaya serangkaian PKB telah dilepas oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sabtu siang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017