Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Prabowo Subianto mengaku prihatin dengan tingkat konsumsi protein masyarakat yang hingga kini masih tergolong minim.

"Bayangkan saja, setiap anak di Indonesia hanya mengkonsumsi susu sebanyak tujuh liter per tahunnya," katanya di sela-sela acara deklarasi Forum Komunikasi Pemberdayaan Pertanian Bali di Denpasar,  Senin.

Dia menjelaskan, hal itu sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan konsumsi anak-anak di negara Asia lainnya, seperti China dan India.

Di China sejak beberapa tahun lalu, pemerintahnya mewajibkan anak-anak di Negeri Tirai Bambu itu untuk mengkonsumsi satu liter susu per anak setiap harinya.

"Selain itu, di India yang memunculkan 'revolusi putih', telah membuat setiap anak di negara tersebut meminum susu sebanyak 44 liter setiap tahunnya," ujarnya.

Prabowo mengatakan, akibat kurangnya mengkonsumsi salah satu pemasok protein itu, telah membuat generasi penerus di Tanah Air menjadi kalah bersaing.

Hal itu harus diubah, tambahnya, dengan bercermin dari keberhasilan yang telah diraih oleh negara China dan India.

"Semua pihak harus bisa memperhatikan permasalahan tersebut, dengan berupaya meningkatkan konsumsi protein," katanya.

Salah satu hal yang tengah direncanakan adalah mengembangkan peternakan sapi untuk memproduksi susu segar dalam jumlah besar.

Peternakan itu akan disebar di seluruh Tanah Air, dengan harapan bisa cukup memenuhi kebutuhan protein masyarakat seluruh Indonesia.

"Melalui langkah itu, harga susu dan daging pun nantinya menjadi murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan bawah," ucapnya.

Minimnya konsumsi protein, tambah dia, terjadi kerena rendahnya daya beli masyarakat, terutama di kalangan bawah.

Pada kesempatan itu, sejumlah dekan dari enam universitas di Pulau Dewata mendeklarasikan diri membentuk forum yang bertujuan mengkaji secara ilmiah masalah pertanian yang ada, antara lain tentang alih fungsi lahan.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011