Denpasar (Antara Bali) - Nusa Dua Reef Foundation sebagai organisasi non-profit yang fokus pada penelitian, pendidikan, dan konservasi terumbu karang terus mengawasi pengembangbiakan penyu di kawasan selatan Pulau Dewata.

"Kawasan Pantai Selatan Bali, memang menjadi lokasi bertelurnya penyu, khususnya jenis penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Lokasi tersebut memanjang dari kawasn Kuta sampai Nusa Dua," kata anggota Nusa Dua Reef Foundation, Pariama Hutasoit di Denpasar, Senin.

Menurut dia, berdasarkan data yang dicatat Nusa Dua Reef Fondation untuk tahun 2016 di Nusa Dua ada sebanyak 33 Sarang. Sedangkan untuk tahun 2017 hingga bulan Mei sudah tercatat sebanyak tujuh sarang yang tersebar di beberapa lokasi seperti di pantai Mengiat sebanyak lima sarang, di depan Hotel Clubmed satu sarang dan di depan hotel Conrad satu sarang.

"Dari tujuh sarang yang ditemukan sampai bulan Mei 2017, kami perkirakan masih bisa bertambah lagi jumlah sarang. Mengingat tahun 2016 kami sudah mencatat sebanyak 33 sarang," ujarnya.

Nusa Dua Reef Fondation akan terus melakukan pendampingan kepada pengelola Hotel di sekitar Nusa Dua. Apabila melihat penyu naik ke pantai di kawasan hotel mereka, Pariama berharap agar bisa menjaga dengan memasang tanda dan memasang kurugan pada masing-masing sarang penyu.

"Kami mengimbau kepada pengelola hotel agar memasang taging nama jenis penyu, tanggal bertelur dan perkiraan lahir. Bisasanya periode inkubasi penyu lekang itu diperkirakan antara 45-55 hari. Sehingga dengan demikian bisa diprediksi kapan kira-kira akan menetas," katanya.

Untuk mejaga keberlangsungan dan kelestarian Penyu, kepada masing-masing hotel juga diharapkan untuk tidak menyimpan dan memelihara tukik tersebut. Begitu menetas, diharapkan tidak lebih dari tiga hari agar segera dilepas liarkan. Dalam setiap sosialisasi, Pariama mengaku sudah memberikan teknik pelepas liaran.

"Untuk pelepas liaran tersebut, pihak hotel juga bisa melibatkan wisatawan dari masing-masing hotel untuk ikut berpartisipasi dalam pelepas liaran. Sehingga ini juga bisa menjadi salah satu daya tarik wisata," pungkasnya.

Nantinya, Nusa Dua Reef Foundation setiap malam rutin melakukan patroli, terutama saat musim bertelur, apabila memang ada penyu yang naik untuk bertelur, akan langsung diamankan dan direlokasi ke depan Pantai Mengiat yang dikelola oleh KUD dan Pokmaswas.

Meski melakukan pengamanan dan relokasi sarang, namun pihaknya mengaku tidak berencana untuk membuat lokasi sarang buatan. "Kami tidak menyarankan hal itu (membuat sarang buatan-red). Karena kami lebih suka agar itu berlangsung lebih alami," ujarnya.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan di Nusa Dua, selain peduli terhadap keberadaan terumbu karang, Nusa Dua Reef Fondation nantinya akan terus melakukna kerja sama dengan stakeholder pariwisata khususnya dalam hal pelestarian penyu. Bahkan selama ini pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dengan pihak hotel serta melakukan pendampingan apabila ditemukan sarang penyu.

Selain itu dari pihak pemerintah Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar juga sering melakukan pembinaan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Wira Suryantala

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017