Negara (Antara Bali) - Produk kakao fermentasi dari Kabupaten Jembrana mendapatkan penghargaan dari lembaga sertifikasi internasional, sebagai pengakuan kualitas produk kakao daerah ini.

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Selasa, di Negara, mengatakan sertifikat bagi kakao ini dikeluarkan United State Department of Agriculture (USDA) dan European Union (EU) dari Control Union.

"Sertifikat internasional ini harus dipertahankan dengan menjaga kualitas dan kuantitas, agar produk kakao dari Jembrana tetap bermutu baik," katanya.

Menurutnya, mutu yang baik akan membuat dunia percaya dengan kakao Jembrana, namun harus dilakukan secara bersama-sama oleh petani di Kabupaten Jembrana.

"Para petani kakao harus sering saling berkomunikasi untuk menjaga kualitas produk kakao. Suatu daerah akan dikenal memiliki produk pertanian yang bagus, jika seluruh petani sepakat menjaganya," katanya.

Ia juga mengingatkan, karena sudah diakui lembaga internasional yang akan membuat produk kakao fermentasi Jembrana diburu pembeli, tidak membuat petani berbuat curang untuk mengejar keuntungan.

Ia mencontohkan pada masa keemasan vanili di kabupaten ini, yang karena harganya tinggi, beberapa oknum menyuntikkan pasir ke produk pertanian tersebut untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

"Jangan ada oknum yang ingin cepat kaya, tapi mengorbankan petani lainnya dan membuat citra produk kakao Jembrana yang sudah bagus menjadi jelek," katanya.

Menurutnya, kakao yang berkualitas, rata-rata dihasilkan dari sistem pertanian organik, yang saat ini dari 35 subak abian (kelompok petani khas Bali) di Kabupaten Jembrana baru 16 yang dinyatakan lolos sertifikasi organik.

Ia berharap, jumlah petani yang mendapatkan sertifikat organik bisa meningkat setiap tahun, sehingga dalam beberapa tahun ke depan, sistem penanaman kakao organik sudah dilakukan seluruh petani.

Direktur Yayasan Kalimajari Agung Widiastuti, yang selama enam tahun lembaganya mendampingi petani kakao di Kabupaten Jembrana mengatakan, meningkatnya kualitas kakao di daerah ini dipengaruhi sistem pertanian organik yang diterapkan petani.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017