Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mengingatkan sejumlah tantangan pertumbuhan ekonomi di Bali yang kemungkinan dihadapi selama tahun 2017 khususnya di sektor pariwisata sebagai penopang utama ekonomi setempat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu, menjelaskan daya saing pariwisata perlu mendapat perhatian agar ekonomi Pulau Dewata dari sektor wisata bisa tetap bertumbuh.
Menurut Causa, penurunan tingkat pengeluaran wisatawan mancanegara pada tahun 2016 dari 143,35 dolar AS pada tahun 2015 menjadi 143,92 dolar AS per hari per orang.
"Kondisi tersebut mengindikasikan akan tendensi penurunan daya saing pariwisata di Provinsi Bali, mengingat berdasarkan hasil survei dan liaison, beberapa pelaku usaha pariwisata mengkonfirmasi mulai berkembangnya destinasi wisata lainnya yang menjadi alternatif wisatawan," katanya.
Disamping itu, fokus pengembangan pariwisata yang berlokasi di Bali bagian selatan telah memberikan dampak pada masalah kemacetan dan sampah sehingga diharapkan pengembangan pariwisata lebih merata.
Perkembangan pariwisata juga menghadapi tantangan oleh semakin meningkatnya transaksi pemesanann dalam jaringan atau "online booking".
Belum adanya sinergi yang kuat antara pelaku usaha dengan pemangku kepentingan terkait dengan konsep pengembangan pariwisata di Bali yang bersifat integrasi dan holistik juga menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itu dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang inklusif dan berkesinambungan, dibutuhkan inovasi untuk dapat mendorong perkembangan industri pariwisata Bali yang menunjukkan indikasi kejenuhan.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pengembangan desa wisata mengingat budaya merupakan daya tarik utama wisata Pulau Dewata, maka dirasa tepat menjadikan desa wisata berbasis budaya sebagai inovasi pengembangan pariwisata di Provinsi Bali.
Dukungan dan partisipasi dari desa adat dalam upaya pengembangan desa wisata tersebut diharapkan dapat menjadikan sumber pertumbuhan baru khususnya dari industri pariwisata yang berasal dari desa serta dapat membangun kemandirian desa untuk dapat mengembangkan wilayahnya.
Sementara itu di sektor pertanian, pihak terkait perlu mengantisipasi terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Bali setiap tahun baik sawah maupun ladang sekitar 350 hektare per tahun.
Kondisi itu, lanjut Causa, semakin berat karena terbatasnya jumlah sumber daya manusia di bidang pertanian serta minimnya pemanfaatan teknologi pertanian.
Sedangkan terkait dengan kinerja ekspor, ketergantungan ekspor Bali terhadap Amerika serikat dengan pangsa sebesar 25 persen dari total nilai ekspor 2016 menjadi tantangan tersendiri sejalan dengan kebijakan proteksionisme presiden terpilih Amerika Serikat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu, menjelaskan daya saing pariwisata perlu mendapat perhatian agar ekonomi Pulau Dewata dari sektor wisata bisa tetap bertumbuh.
Menurut Causa, penurunan tingkat pengeluaran wisatawan mancanegara pada tahun 2016 dari 143,35 dolar AS pada tahun 2015 menjadi 143,92 dolar AS per hari per orang.
"Kondisi tersebut mengindikasikan akan tendensi penurunan daya saing pariwisata di Provinsi Bali, mengingat berdasarkan hasil survei dan liaison, beberapa pelaku usaha pariwisata mengkonfirmasi mulai berkembangnya destinasi wisata lainnya yang menjadi alternatif wisatawan," katanya.
Disamping itu, fokus pengembangan pariwisata yang berlokasi di Bali bagian selatan telah memberikan dampak pada masalah kemacetan dan sampah sehingga diharapkan pengembangan pariwisata lebih merata.
Perkembangan pariwisata juga menghadapi tantangan oleh semakin meningkatnya transaksi pemesanann dalam jaringan atau "online booking".
Belum adanya sinergi yang kuat antara pelaku usaha dengan pemangku kepentingan terkait dengan konsep pengembangan pariwisata di Bali yang bersifat integrasi dan holistik juga menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itu dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang inklusif dan berkesinambungan, dibutuhkan inovasi untuk dapat mendorong perkembangan industri pariwisata Bali yang menunjukkan indikasi kejenuhan.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pengembangan desa wisata mengingat budaya merupakan daya tarik utama wisata Pulau Dewata, maka dirasa tepat menjadikan desa wisata berbasis budaya sebagai inovasi pengembangan pariwisata di Provinsi Bali.
Dukungan dan partisipasi dari desa adat dalam upaya pengembangan desa wisata tersebut diharapkan dapat menjadikan sumber pertumbuhan baru khususnya dari industri pariwisata yang berasal dari desa serta dapat membangun kemandirian desa untuk dapat mengembangkan wilayahnya.
Sementara itu di sektor pertanian, pihak terkait perlu mengantisipasi terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Bali setiap tahun baik sawah maupun ladang sekitar 350 hektare per tahun.
Kondisi itu, lanjut Causa, semakin berat karena terbatasnya jumlah sumber daya manusia di bidang pertanian serta minimnya pemanfaatan teknologi pertanian.
Sedangkan terkait dengan kinerja ekspor, ketergantungan ekspor Bali terhadap Amerika serikat dengan pangsa sebesar 25 persen dari total nilai ekspor 2016 menjadi tantangan tersendiri sejalan dengan kebijakan proteksionisme presiden terpilih Amerika Serikat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017