Sanur (Antara Bali) - Ketua Komite Pramuka Se-Asia Pasifik, Paul Parkinson, menyatakan Pramuka Indonesia memiliki peran sangat penting bagi perkembangan Pramuka di dunia.
"Indonesia memiliki setengah dari anggota Pramuka se-Dunia, jadi kami sangat hormat dan mengapresiasi Pramuka Indonesia," katanya di sela `The 9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit 2017` (APRS Leaders Summit 2017) di Sanur, Bali, Senin.
Oleh karena itu, Sekjen "World Organization of Scout Movement (WOSM) atau Organisasi Gerakan Pramuka Dunia yang baru, Ahmad El-Hendawi, memastikan untuk hadir dalam pertemuan yang diikuti pimpinan Pramuka dari 25 negara di kawasan Asia Pasifik itu di Bali, 22-25 April 2017.
"Salah satu yang dibahas dalam APRS Leaders Summit 2017 adalah sharing praktik yang baik dari tata kelola organisasi pramuka. Kami berharap kita bisa lebih mengembangkan anggota pramuka lebih banyak lagi di negara masing-masing," katanya.
Pertemuan tiga tahunan itu bertujuan menentukan arah kebijakan pembinaan pramuka di masing-masing negara. Fokusnya adalah menyelesaikan tantangan dan hambatan serta menyepakati arah dan langkah Pramuka se-Asia Pasifik.
Selain itu, pertemuan Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik ke-9 itu diikuti 25 pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik dengan 152 delegasi dan tamu dari 30 negara itu juga menargetkan Gerakan Pramuka Indonesia bertambah menjadi sejuta menjadi 22,7 juta anggota pada 2023.
"Acara ini semakin strategis karena digelar menjelang Konferensi Pramuka se-Dunia ke-41 (41st World Scout Conference) di Baku, Azerbaijan, Agustus 2017, dan Konferensi Pramuka se Asia-Pasifik ke-27 (27th APR Scout Conference) di Filipina 2018," katanya.
Adapun negara-negara yang hadir adalah Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei, Fiji, Hongkong, India, Indonesia, Japan, Kamboja, Kiribati, Korea Selatan, Malaysia, Maldives, Mongolia, dan Maldive.
Selanjutnya, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Pakistan, Papua Nugini, Singapura, Sri Langka, Taiwan, Thailand, serta tamu-tamu Pramuka dari Polandia, Spanyol, Ghana, Mesir, Timor Leste, dan Macau.
"Pramuka Indonesia memang sangat diperhitungkan di dunia, karena merupakan satu-satunya dari 162 NSO anggota WOSM yang memiliki anggota terbesar di dunia, yaitu 17.200.595 anggota (data Munas 2013), atau 21.842.404 anggota (data WOSM 2017)," kata ketua panitia pelaksana APR Scout Leaders Summit 2017, Brata T. Hardjosubroto.
Pada tahun 2023, kata andalan nasional bidang Hubungan Luar Negeri itu, Indonesia memang diharapkan dapat mencapai target 22,7 juta anggota dari total upaya pencapaian Visi WOSM 2023, yakni mencapai 100 juta anggota Pramuka seluruh dunia.
"Indonesia memiliki tingkat densitas (kepadatan) paling tinggi di dunia. Dari 109 juta anak muda di Indonesia usia pramuka, 21,8 juta di antaranya adalah anak pramuka. Rasionya 1:5. Artinya, satu dari lima anak muda Indonesia adalah anggota pramuka," jelasnya.
Sekadar perbandingan, posisi kedua setelah Indonesia adalah Hong Kong dan Bhutan. Namun densitasnya terpaut jauh. Pramuka Hong Kong tercatat memiliki 97 ribu anggota dari 1,6 juta anak muda usia pramuka. Rasionya, 1: 17. Artinya, dari 17 anak muda di Hong Kong ada satu di antaranya anggota pramuka.
Adapun anggota yang kecil sekaligus densitas paling rendah adalah pramuka Papua Nugini. Jumlah anggota pramuknya hanya 4.900 anggota dari 3,6 juta anak muda usia pramuka. Rasionya 1: 727. Artinya, dari 727 anak muda Papua Nugini hanya 1 orang yang tercatat sebagai anggota pramuka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Indonesia memiliki setengah dari anggota Pramuka se-Dunia, jadi kami sangat hormat dan mengapresiasi Pramuka Indonesia," katanya di sela `The 9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit 2017` (APRS Leaders Summit 2017) di Sanur, Bali, Senin.
Oleh karena itu, Sekjen "World Organization of Scout Movement (WOSM) atau Organisasi Gerakan Pramuka Dunia yang baru, Ahmad El-Hendawi, memastikan untuk hadir dalam pertemuan yang diikuti pimpinan Pramuka dari 25 negara di kawasan Asia Pasifik itu di Bali, 22-25 April 2017.
"Salah satu yang dibahas dalam APRS Leaders Summit 2017 adalah sharing praktik yang baik dari tata kelola organisasi pramuka. Kami berharap kita bisa lebih mengembangkan anggota pramuka lebih banyak lagi di negara masing-masing," katanya.
Pertemuan tiga tahunan itu bertujuan menentukan arah kebijakan pembinaan pramuka di masing-masing negara. Fokusnya adalah menyelesaikan tantangan dan hambatan serta menyepakati arah dan langkah Pramuka se-Asia Pasifik.
Selain itu, pertemuan Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik ke-9 itu diikuti 25 pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik dengan 152 delegasi dan tamu dari 30 negara itu juga menargetkan Gerakan Pramuka Indonesia bertambah menjadi sejuta menjadi 22,7 juta anggota pada 2023.
"Acara ini semakin strategis karena digelar menjelang Konferensi Pramuka se-Dunia ke-41 (41st World Scout Conference) di Baku, Azerbaijan, Agustus 2017, dan Konferensi Pramuka se Asia-Pasifik ke-27 (27th APR Scout Conference) di Filipina 2018," katanya.
Adapun negara-negara yang hadir adalah Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei, Fiji, Hongkong, India, Indonesia, Japan, Kamboja, Kiribati, Korea Selatan, Malaysia, Maldives, Mongolia, dan Maldive.
Selanjutnya, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Pakistan, Papua Nugini, Singapura, Sri Langka, Taiwan, Thailand, serta tamu-tamu Pramuka dari Polandia, Spanyol, Ghana, Mesir, Timor Leste, dan Macau.
"Pramuka Indonesia memang sangat diperhitungkan di dunia, karena merupakan satu-satunya dari 162 NSO anggota WOSM yang memiliki anggota terbesar di dunia, yaitu 17.200.595 anggota (data Munas 2013), atau 21.842.404 anggota (data WOSM 2017)," kata ketua panitia pelaksana APR Scout Leaders Summit 2017, Brata T. Hardjosubroto.
Pada tahun 2023, kata andalan nasional bidang Hubungan Luar Negeri itu, Indonesia memang diharapkan dapat mencapai target 22,7 juta anggota dari total upaya pencapaian Visi WOSM 2023, yakni mencapai 100 juta anggota Pramuka seluruh dunia.
"Indonesia memiliki tingkat densitas (kepadatan) paling tinggi di dunia. Dari 109 juta anak muda di Indonesia usia pramuka, 21,8 juta di antaranya adalah anak pramuka. Rasionya 1:5. Artinya, satu dari lima anak muda Indonesia adalah anggota pramuka," jelasnya.
Sekadar perbandingan, posisi kedua setelah Indonesia adalah Hong Kong dan Bhutan. Namun densitasnya terpaut jauh. Pramuka Hong Kong tercatat memiliki 97 ribu anggota dari 1,6 juta anak muda usia pramuka. Rasionya, 1: 17. Artinya, dari 17 anak muda di Hong Kong ada satu di antaranya anggota pramuka.
Adapun anggota yang kecil sekaligus densitas paling rendah adalah pramuka Papua Nugini. Jumlah anggota pramuknya hanya 4.900 anggota dari 3,6 juta anak muda usia pramuka. Rasionya 1: 727. Artinya, dari 727 anak muda Papua Nugini hanya 1 orang yang tercatat sebagai anggota pramuka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017