Negara (Antara Bali) - Keberhasilan sektor pariwisata di Kabupaten Jembrana bukan diukur dengan besar-kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh, tapi sejauh mana bisa menggerakan ekonomi masyarakat sekitar.
"Kalau ukurannya adalah PAD, hasil yang diperoleh Pemkab Jembrana tentu tidak seberapa yang ujung-ujungnya sektor pariwisata tidak mendapatkan perhatian. Namun, ukuran yang kami pakai adalah peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar objek wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Dan Budaya Jembrana Nengah Alit, di Negara, Rabu.
Ia mencontohkan, pembangunan objek wisata di Teluk Gilimanuk yang menelan biaya cukup besar dan tidak dipungut bayaran bagi pengunjung, tapi masyarakat sekitar merasakan manfaat dari sisi kesejahteraan dengan berjualan di areal tersebut.
Hal yang sama ia harapkan juga terjadi di objek wisata lainnya, baik yang berlokasi di pantai maupun di pegunungan, yang saat ini mulai ramai dikunjungi wisatawan.
Menurutnya, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur maupun fasilitas objek wisata, Pemkab Jembrana menerapkan kerja terpadu antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta minta bantuan ke pemerintah pusat khususnya dalam pendanaan.
"Untuk pembangunan akses jalan ke objek wisata menjadi tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum, sementara kami mengurusi objek wisata serta fasilitas di dalamnya, sedangkan soal ekonomi seperti pedagang menjadi wewenang Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi," katanya.
Selain sarana fisik, ia mengatakan, yang sedang pihaknya lakukan terkait sektor pariwisata adalah menumbuhkan kesadaran Sumberdaya Manusia (SDM) baik dari kalangan pegawai maupun masyarakat umum.
Ia mengaku, dirinya kurang sepakat dengan istilah perbaikan sektor pariwisata, karena memang tidak ada yang salah, hanya kesadaran saja yang masih kurang sehingga faktor ini yang pihaknya perhatikan.
"Kesadaran itu termasuk menjaga fasilitas umum di objek wisata, serta kesadaran melakukan promosi mandiri oleh segenap lapisan masyarakat. Promosi lewat media sosial terhadap beberapa objek wisata di Kabupaten Jembrana, yang dilakukan masyarakat terbukti efektif menarik wisatawan," katanya.
Disinggung tentang objek wisata di daerah hutan dan pegunungan yang cukup potensial namun terkendala akses jalan, ia mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas terkait termasuk ke pemerintah pusat, karena untuk membangun akses jalan dibutuhkan dana yang lumayan besar.
Namun pihaknya optimis, secara bertahap, objek-objek wisata yang saat ini masih tersembunyi dan sulit dikunjungi karena faktor jalan, akan bisa dinikmati wisatawan karena sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan Pemkab Jembrana dan pemerintah pusat.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kalau ukurannya adalah PAD, hasil yang diperoleh Pemkab Jembrana tentu tidak seberapa yang ujung-ujungnya sektor pariwisata tidak mendapatkan perhatian. Namun, ukuran yang kami pakai adalah peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar objek wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Dan Budaya Jembrana Nengah Alit, di Negara, Rabu.
Ia mencontohkan, pembangunan objek wisata di Teluk Gilimanuk yang menelan biaya cukup besar dan tidak dipungut bayaran bagi pengunjung, tapi masyarakat sekitar merasakan manfaat dari sisi kesejahteraan dengan berjualan di areal tersebut.
Hal yang sama ia harapkan juga terjadi di objek wisata lainnya, baik yang berlokasi di pantai maupun di pegunungan, yang saat ini mulai ramai dikunjungi wisatawan.
Menurutnya, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur maupun fasilitas objek wisata, Pemkab Jembrana menerapkan kerja terpadu antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta minta bantuan ke pemerintah pusat khususnya dalam pendanaan.
"Untuk pembangunan akses jalan ke objek wisata menjadi tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum, sementara kami mengurusi objek wisata serta fasilitas di dalamnya, sedangkan soal ekonomi seperti pedagang menjadi wewenang Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi," katanya.
Selain sarana fisik, ia mengatakan, yang sedang pihaknya lakukan terkait sektor pariwisata adalah menumbuhkan kesadaran Sumberdaya Manusia (SDM) baik dari kalangan pegawai maupun masyarakat umum.
Ia mengaku, dirinya kurang sepakat dengan istilah perbaikan sektor pariwisata, karena memang tidak ada yang salah, hanya kesadaran saja yang masih kurang sehingga faktor ini yang pihaknya perhatikan.
"Kesadaran itu termasuk menjaga fasilitas umum di objek wisata, serta kesadaran melakukan promosi mandiri oleh segenap lapisan masyarakat. Promosi lewat media sosial terhadap beberapa objek wisata di Kabupaten Jembrana, yang dilakukan masyarakat terbukti efektif menarik wisatawan," katanya.
Disinggung tentang objek wisata di daerah hutan dan pegunungan yang cukup potensial namun terkendala akses jalan, ia mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas terkait termasuk ke pemerintah pusat, karena untuk membangun akses jalan dibutuhkan dana yang lumayan besar.
Namun pihaknya optimis, secara bertahap, objek-objek wisata yang saat ini masih tersembunyi dan sulit dikunjungi karena faktor jalan, akan bisa dinikmati wisatawan karena sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan Pemkab Jembrana dan pemerintah pusat.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017