Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia Provinsi Bali memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan kedua mencapai kisaran 6,25 hingga 6,65 persen yang sebagian besar didorong konsumsi dari sisi permintaan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana dalam kajian ekonomi dan keuangan di Denpasar, Selasa, menjelaskan pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pada triwulan pertama yang mencapai kisaran 5,84 hingga 6,24 persen.

"Selain konsumsi, dari sisi permintaan juga didorong oleh investasi dan ekspor luar negeri," kata pria yang akrab disapa CIK itu.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan itu didorong oleh perbaikan kinerja sebagian besar lapangan usaha seperti penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar, eceran, transportasi dan pergudangan.

Ia menambahkan dari sisi permintaan negara, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2017, didorong oleh perkiraan peningkatan kinerja konsumsi pemerintah, investasi (PMTB), ekspor serta konsumsi rumah tangga.

Peningkatan kinerja konsumsi pemerintah tersebut bersamaan dengan telah selesainya penataan organisasi dan perangkat daerah yang baru dan telah dimulainya proses pengadaan pada triwulan II 2017.

Dengan demikian, rencana pembangunan proyek infrastruktur yang akan berlangsung pada 2017 antara lain peningkatan kapasitas jalan (pembangunan jalan pintas), jembatan, irigasi (pembangunan waduk) dan penyediaan air minum, mulai terlaksana pada triwulan II tahun ini.

Sejalan dengan realisasi pembangunan proyek infrastruktur itu, kinerja investasi diperkirakan mengalami peningkatan yang dikontribusikan oleh pengerjaan proyek pemerintah dan swasta.

Peningkatan tersebut selaras dengan makin tingginya optimisme pelaku usaha kedepan terhadap perkembangan kondisi ekonomi makro regional yang berdampak pada peningkatan perkembangan usaha.

Optimisme pelaku usaha juga didorong oleh tendensi serta penurunan suku bunga kredit perbankan (investasi dan modal kerja) di Bali yang menuju suku bunga satu digit sebagai respons terhadap penurunan suku bunga kebijakan BI serta didukung dengan relaksasi LTV atau rasio nilai kredit atau pembiayaan.

Meski demikian, Causa menekankan risiko perlambatan pada triwulan II 2017 dapat bersumber dari isu keamanan dan kenyamanan serta bencana alam yang memiliki dampak signifikan terhadap industri pariwisata dan risiko berlanjutnya La nina juga masih membayangi kinerja pertanian. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017