Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata terus mengembangkan wisata "Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE)" dalam upaya mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta pada tahun 2019.

"Kemenpar terus melakukan pembenahan terhadap destinasi wisata di Tanah Air dalam upaya mencapai target sebanyak 20 juta wisatawan asing pada tahun 2019," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan, Kementerian Pariwisata Azwir Malaon M.Sc pada acara "Uji Publik Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata tentang Pedoman Destinasi Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran Tahun 2017" di Kuta, Bali, Senin.

Ia mengatakan perkembangan pariwisata tumbuh dengan pesat, namun harus diimbangi dengan destinasi yang memadai bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

"Untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia, maka yang perlu dilakukan adalah membangun semua fasilitas yang mampu menunjang ketertarikan wisatawan berkunjung ke objek wisata tersebut," ujarnya.

Begitu juga dalam mengembangkan wisata MICE, kata Azwir Malaon, harus dikembangkan fasilitas yang memadai, seperti tempat konvensi atau pertemuan, hotel maupun dekat dengan bandara udara dan pelabuhan laut.

"Mereka yang ikut serta dalam wisata MICE biasanya waktunya terbatas, sehingga dalam pertemuan tersebut, selain melakukan pertemuan wisatawan itu juga dapat mengunjungi objek-objek wisata yang ada di daerah itu," ucapnya.

Ia mengatakan saat ini untuk menjual wisata Indonesia di luar negeri memang Bali sebagai "brandingnya", sebab Pulau Dewata sudah sangat terkenal di dunia.

"Bali sangat terkenal di dunia, maka dari itu beberapa penghargaan disabetnya, bahkan dijuluki sebagai wisata `surga dunia`. Oleh karena itu, setiap memperkenalkan destinasi di Tanah Air, maka Bali tetap dijadikan ikon untuk berpromosi," katanya.

Azwir Malaon mengatakan melalui pertemuan uji publik ini diharapkan dapat dijadikan sebuah solusi mendapatkan kunjungan wisatawan lebih banyak ke depannya.

"Untuk wisata MICE sebenarnya sudah kita miliki, namun perlu dikembangkan selain di Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta. Sebab wisata ini harus digarap bersama-sama. Karena itulah perlu dirancang, dan nantinya menjadi Peraturan Menteri Pariwisata," ujar Azwir Malaon didampingi Kabid Destinasi Wisata, Dinas Pariwisata Provinsi Bali Nyoman Mardawan.

Azwir Malaon lebih lanjut mengatakan Indonesia adalah negara memiliki banyak pilihan destinasi yang potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi MICE yang berdaya saing dengan negara lainnya.

Dikatakan destinasi MICE merupakan aset bagi pembangunan dan pengembangan destinasi pariwisata. Namun belum semua daerah dapat memahami tentang destinasi wisata MICE tersebut.

"Seiring dengan pertumbuhan persaingan tersebut, maka sangat penting bagi destinasi mengenali potensi destinasi masing-masing dengan memahami kriteria dan indikator yang menjadi pertimbangan pemilihan sebuah destinasi menjadi penyelenggaran kegiatan MICE," ujarnya.

Ia mengatakan kegiatan uji publik rancangan Permen Pariwisata tersebut dalam meningkatkan daya saing destinasi MICE dan mendukung percepatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), lama tinggal, dan belanja pengeluaran wisman tujuan bisnis ke Indonesia.

"Permen Pariwisata tersebut merupakan bagian penting dari kesiapan suatu destinasi MICE Indonesia, tidak hanya untuk 16 destinasi MICE yang dicanangkan Kemenpar, namun kami harapkan dapat dimanfaatkan bagi semua destinasi-destinasi lain yang mampu memenuhi secara bertahap kriteria dan indikator pengembangan destinasi tujuan MICE," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017