Ponorogo (Antara Bali) - Belasan orang diduga hilang akibat tertimbun bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu, dan hingga kini petugas gabungan BPBD, TNI, serta Polri setempat masih melakukan pencarian.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan persnya mengatakan, longsor menimbun rumah dan warga yang sedang melakukan panen jahe di bawah lereng perbukitan.

"Berdasarkan laporan BPBD Ponorogo, jumlah rumah yang terdampak sekitar 25-30 unit. Petugas BPBD Ponorogo bersama TNI, Polri, relawan, dan masyarakat masih melakukan evakuasi," ujar Sutopo.

Selain pencarian, tim di lapangan saat ini terus melakukan pendataan guna mengetahui jumlah pasti korban bencana alam tersebut.

Lebih lanjut dalam keteranagn persnya Sutopo mengatakan, sebelum terjadi bencana, tanda-tanda longsor sudah ada. BPBD setempat telah memperingatkan warga akan bahaya longsor.

Saat malam hari warga mengungsi sementara. Namun ketika warga kembali ke rumah pada pagi hari untuk bekerja, longsor menerjang saat tidak ada hujan.

Posko BNPB terus melakukan berkoordinasi dengan BPBD setempat. Tim Reaksi Cepat BNPB dalam perjalanan menuju lokasi.

BPBD Provinsi Jawa Timur juga melakukan perkuatan dan mengirimkan bantuan kepada BPBD Ponorogo. Posko bencana kini juga telah didirikan di lokasi bencana.

Data BPBD Ponorogo mencatat, terdapat empat kecamatan di wilayah setempat yang rawan terjadi bencana longsor akibat tanah retak. Yakni Kecamatan Ngebel, Sawoo, Pulung, dan Slahung. Bahkan pada awal bulan Maret, tanah retak meluas ke wilayah Kecamatan Badegan.

Sejumlah rumah warga di lima kecamatan tersebut sebagian ada yang bangunannya mengalami retak akibat tanah gerak. Pihak BPBD Ponorogo terus melakukan pemantauan dan melakukan koordinasi dengan BNPB, TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017