Gianyar (Antara Bali) - Kepompong ulat bulu yang ditemukan pada kebun bunga sandat atau kenanga di Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Bali, dibakar kemudian dimakan oleh tim peneliti.

Hal itu terlihat ketika tim dari Dinas Pertanian Provinsi Bali, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar serta peniliti hama dan penyakit tumbuhan Universitas Udayana melakukan inspeksi mendadak ke kebun bunga milik Dewa Putu Gede tersebut, Jumat.

Para petugas itu memunguti ulat bulu maupun yang sudah menjadi kepompong, kemudian dibakar. Mereka bersama pemilik kebun dan warga sekitar, langsung memilah-milah kepompong dan ulat bulu yang sudah masak untuk dimakan.

"Ulat bulu dan kepompong yang bisa dimakan itu merupakan famili Lyman tridae," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali Ir I Made Putra Suryawan.

Menurut dia, jenis ulat tersebut sejak lama berkembang di wilayah Kabupaten Karangasem dan oleh penduduk setempat biasa dikonsumsi dengan cara dibakar terlebih dahulu. "Ulat yang biasa bergerak pada malam hari itu jika dibakar rasanya enak, gurih," ucapnya.

Sesuai siklusnya, kata Putra, setelah ulat itu berumur maka akan menjadi kepompong dengan wujud rumah kepompong yang banyak bergelantungan di ranting atau daun tanaman. "Ulat ini tidak membahayakan, dan tidak membuat gatal," jelasnya.

Berdasarkan hasil sidak di Kabupaten Gianyar, kata dia, ditemukan lima jenis ulat bulu. Dari lima jenis itu satu ulat berwarna hitam kekuning-kuningan yang bisa membuat kulit gatal. "Ulat yang membuat gatal ini kami temukan di Kompleks Perumahan TNI Tojan, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh," ucapnya.

Ketika ditanya soal nama ulat yang membuat gatal itu, Putra mengaku  belum mengetahui pasti karena sampelnya baru diambil untuk kemudian diteliti di laboratorium.

Untuk mengantisipasi perkembangbiakan ulat itu, kata Putra, pihaknya telah menyuntik batang pohon mangga tempat ulat itu berkembang  dengan insektisida (Canon).

Penyuntikan juga dilakukan di batang pohon bunga sandat di Serongga serta pohon lainnya yang dipenuhi ulat bulu.

Dinas Pertanian Provinsi Bali bersama tim akan terus melakukan tindakan serupa ke sejumlah tempat yang ditemukan ulat bulu dalam jumlah banyak.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011