Denpasar (Antara Bali) - Prof Dr Nyoman Suparta kembali memimpin DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bali sebagai ketua yang ketiga kalinya untuk periode 2016-2021.
"HKTI mampu menjadi organisasi masyarakat yang harus mengayomi seluruh petani dan berkiprah lebih baik ke depannya dalam era globalisasi," kata Prof Nyoman Suparta ketika pelantikan pengurus DPD HKTI Provinsi Bali yang diikuti 63 orang di Denpasar, Jumat malam.
Pihaknya berjanji akan kembali menguatkan organisasi dari tingkat provinsi hingga ke kabupaten dan kota, karena itu pihaknya juga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kuantitas produksi pertanian yang sehat.
"Kami juga telah menyiapkan sistem untuk membantu pemasaran ekspor hasil pertanian yang diintegrasikan dengan teknologi informasi yang berkembang saat ini," ujar Prof Suparta.
Menurut dia, upaya itu mampu meningkatkan kesejahteraan para petani, khususnya di Pulau Dewata, sehingga sektor pertanian tetap berkembang yang menjadi modal utama dalam pengembangan dunia pariwisata.
Oleh karena itu, pihaknya juga meminta dukungan semua instansi dan lembaga terkait untuk memperhatikan penyediaan air yang menjadi modal utama pertanian.
Hal tersebut, katanya, perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh sehingga pertanian di Bali tetap tumbuh secara berkelanjutan.
"Kami ingin berjuang agar keberadaan subak (organisasi pertanian tradisional) benar-benar menjadi basis kegiatan seluruh aktivitas pertanian di Bali, karena itu program sistem pertanian terintegrasi (Simantri) yang digagas Pemprov Bali harus masuk dalam sistem subak," katanya.
Pada kesempatan itu, ia berharap HKTI ke depannya tidak semuanya harus digerakkan dari provinsi, namun mereka di kabupaten juga harus bergerak sendiri sesuai dengan tupoksi yang ada. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"HKTI mampu menjadi organisasi masyarakat yang harus mengayomi seluruh petani dan berkiprah lebih baik ke depannya dalam era globalisasi," kata Prof Nyoman Suparta ketika pelantikan pengurus DPD HKTI Provinsi Bali yang diikuti 63 orang di Denpasar, Jumat malam.
Pihaknya berjanji akan kembali menguatkan organisasi dari tingkat provinsi hingga ke kabupaten dan kota, karena itu pihaknya juga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kuantitas produksi pertanian yang sehat.
"Kami juga telah menyiapkan sistem untuk membantu pemasaran ekspor hasil pertanian yang diintegrasikan dengan teknologi informasi yang berkembang saat ini," ujar Prof Suparta.
Menurut dia, upaya itu mampu meningkatkan kesejahteraan para petani, khususnya di Pulau Dewata, sehingga sektor pertanian tetap berkembang yang menjadi modal utama dalam pengembangan dunia pariwisata.
Oleh karena itu, pihaknya juga meminta dukungan semua instansi dan lembaga terkait untuk memperhatikan penyediaan air yang menjadi modal utama pertanian.
Hal tersebut, katanya, perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh sehingga pertanian di Bali tetap tumbuh secara berkelanjutan.
"Kami ingin berjuang agar keberadaan subak (organisasi pertanian tradisional) benar-benar menjadi basis kegiatan seluruh aktivitas pertanian di Bali, karena itu program sistem pertanian terintegrasi (Simantri) yang digagas Pemprov Bali harus masuk dalam sistem subak," katanya.
Pada kesempatan itu, ia berharap HKTI ke depannya tidak semuanya harus digerakkan dari provinsi, namun mereka di kabupaten juga harus bergerak sendiri sesuai dengan tupoksi yang ada. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017