Gianyar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengajak masyarakat untuk berperan aktif memilah sampah karena persoalan sampah di daerah itu dinilai sudah semakin serius.

"Persoalan sampah sudah menjadi salah satu masalah bagi dunia pariwisata kita, untuk itu masyarakat saya harapkan sadar dan mau ikut berpartisipasi aktif dalam memilah sampah. Setiap rumah tangga saya harapkan mampu memilah serta mengolah sampahnya secara mandiri," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana, di Gianyar, Jumat.

Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Bali dalam penanganan sampah diantaranya dengan melakukan pemasangan trashtrap (alat untuk penjaring sampah) di empat sungai diantaranya di Sungai Badung dan Sungai Pemogan dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut.

"Ke depannya dicanangkan untuk memasang alat tersebut di 401 sungai yang ada di Bali," ujarnya pada acara pembinaan persiapan Lomba Desa Unit Percontohan Pengelolaan Sampah di Rumah Kompos Padang Tegal, Ubud, Gianyar itu.

Terkait pelaksanaan lomba Desa Unit Percontohan Pengelolaan Sampah, Suarjana menyampaikan terdapat beberapa kriteria dan aspek dalam penilaian lomba diantaranya, kriteria 3R yang meliputi aspek reduce (mengurangi sampah), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (daur ulang).

Ada juga kriteria pengomposan yang meliputi aspek pengomposan di rumah tangga, pengomposan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) serta aspek pemanfaatan kompos.

Tidak hanya itu, kriteria kebersihan, manajemen serta peran serta masyarakat akan pula menjadi kriteria dalam penilaian.

Dengan kegiatan ini diharapkan terbentuk kesadaran dan disiplin masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup secara mandiri khususnya dalam hal pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga, mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik untuk di daur ulang.

"Mari kita tingkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah, bersama-sama kita wujudkan Bali yang bersih dan hijau," ucap Suarjana.

Hal senada juga disampaikan oleh Jero Bendesa Padang Tegal I Made Gandra yang mengatakan tempat pengelolaan kompos yang terletak tidak jauh dari kawasan wisata Monkey Forest ini sudah mulai dibangun pada 2012.

Hal itu beranjak dari kondisi Ubud sebagai daerah tujuan pariwisata terdapat banyak sampah menumpuk yang tentu saja mengurangi kenyamanan para wisatawan. "Untuk itulah diperlukan tempat pengelolaan sampah sendiri khususnya untuk sampah organik," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga secara gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat dan mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir untuk turut berpartisipasi dalam pengolahan sampah dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non-organik dari tingkat rumah tangga.

Sementara itu Manager Rumah Kompos Padang Tegal Supardi Asmorobangun mengatakan pihaknya secara rutin melakukan pembersihan sampah serta pemilahan sampah tersebut dengan melibatkan generasi muda.

Di samping itu, terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengolahan sampah dan mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. "Kita kurangi penggunaan sampah plastik. Terapkan zero waste," ujarnya.

Acara pembinaan juga dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar, Perwakilan Camat Ubud, Lurah Padang Tegal, masyarakat serta undangan lainnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017