Singaraja (Antara Bali) - Praktisi pariwisata asal Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Made Dharmawan, mengatakan perbaikan infrastruktur pariwisata di daerah itu mendesak dan harus segera direalisasikan untuk menyeimbangkan pembangunan Bali bagian utara dan selatan.

"Kami menunggu janji jalan pintas atau sering disebut `shortcut` segera dibangun. Keadaan jalan di wilayah Gitgit seperti sekarang ini sangat berbahaya apalagi di musim hujan," katanya di Singaraja, Selasa.

Ia menjelaskan, kondisi jalan yang sempit dan penuh tikungan tersebut menyebabkan para investor enggan menanamkan modalnya untuk membangun objek wisata di Buleleng, karena khawatir jumlah kunjungan wisatawan sepi.

Dharmawan menambahkan, hal yang memang menjadi kendala selama ini mengenai perkembangan pariwisata di Buleleng adalah infrastuktur jalan dinilai masih kurang layak

Menurut dia, wisatawan yang datang ke Bali kebanyakan mengincar daerah-daerah yang sudah terkenal seperti Pantai Kuta, Tanah Lot, Ubud dan daerah lain yang kebanyakan berlokasi di Bali bagian selatan meliputi Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

"Ketika biro perjalanan wisata menawarkan berkunjung ke Bali utara, para wisatawan akan berpikir seribu kali, karena jarak yang begitu jauh dan membutuhkan waktu berjam-jam untuk mencapai ojek wisata di Buleleng," kata dia.

Menurut Darmawan, pemerintah daerah semestinya harus segera merealisasikan pembangunan Bandara Internasional Buleleng (BIB) yang selama ini hanya sekedar wacana.

"Pembangunan Bandara saya kira menjadi jalan yang tepat untuk menyeimbangkan pembangunan bidang pariwisata antara Bali Utara dan Bali Selatan, kalau masih saja seperti saat ini, bagaimana bisa Bali bagian utara bisa berkembang jika akses jalan menuju daerah tersebut amburadul," tutur dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017