Denpasar (Antara Bali) - "Survivor" kanker payudara atau pengidap yang berhasil melawan penyakitnya, Latini Winayanti (53) mengimbau wanita melakukan deteksi dini sehingga mendapatkan pertolongan untuk menghambat perkembangan sel kanker.

"Periksa payudara sedini mungkin jika ada terasa benjolan, jangan menunggu, langsung ke dokter," kata Latini saat menjadi salah satu pembicara terkait kewaspadaan penyakit kanker payudara di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, gejala awal kanker pada payudara dirasakan sakit yang berkelanjutan atau hampir mirip saat menjelang atau sedang periode menstruasi.

Saat ini, ibu rumah tangga sekaligus mantan perawat tersebut masih mengonsumsi obat hormonal sejak divonis kanker payudara tingkat 2B sejak tahun 2012 meski kanker tersebut telah berhasil diangkat pada Agustus 2012.

Latini mengungkapkan ia sudah menjalani rangkaian perawatan medis mulai dari biopsi, total enam kali kemoterapi sebelum dan setelah operasi, 25 kali radioterapi dan cek enam bulan sekali.

Menjaga pola makan sehat dengan meminimalkan konsumsi gula, garam dan makanan mengandung lemak serta diikuti dengan olahraga merupakan beberapa saran yang diungkapkan wanita bersemangat itu.

Dalam bincang-bincang yang digelar di komunitas Pink Ribbon (Pita Merah Muda) komunitas yang peduli kanker payudara, Level 21 mall dan produsen bra Retho tersebut, Latini juga menyarankan wanita untuk menggunakan bra yang nyaman dan menghindari kandungan zat kimia agar tidak iritasi.

Terkait kenyamanan menggunakan pakaian dalam untuk mencegah kanker payudara, perwakilan Retho, Monti Milati yang turut menjadi pembicara dalam bincang-bincang memperingati Hari Kanker Sedunia 4 Februari itu menjelaskan wanita dengan frekuensi ssbagian besar pekerjaaannya di luar ruangan diimbau tidak menggunakan bra dengan kandungan 100 persen katun.

"Karena katun itu menyerap keringat sehingga payudara wanita itu menjadi lembab," ucapnya.

Dia juga mengimbau wanita untuk tidak memilih pakaian dalam khusus payudara itu yang mengandung pewarna zat kimia karena berkontribusi memperburuk kanker payudara.

"Pakaian dalam itu menempel kadang dalam sehari lebih dari 12 jam. Keringat dan pori-pori kulit terbuka apalagi ada zat kimia masuk ke tubuh bisa menyebabkan kanker karena kandungan karsinogen, iritasi dan alergi," ucapnya.

Dalam kesempatan itu Monti menjelaskan bahwa produsen bra buatan dalam negeri itu kini tengah mengembangkan bra yang dikhususkan bagi pengidap kanker payudara yang telah menjalani masektomi atau pengangkatan satu bagian payudara.(Dwa)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017