Jakarta (Antara Bali) - Yayasan Kanker Payudara Indonesia meresmikan Rumah Singgah Yayasan Kanker Payudara Indonesia pada Februari dalam memperingati bulan peduli kanker sedunia.

"YKPI prihatin melihat banyaknya para penderita kanker payudara khususnya dari daerah yang dirujuk ke Rumah Sakit di Jakarta untuk menjalani tahapan-tahapan pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan lainnya yang berasal dari keluarga yang kurang mampu sulit untuk mendapatkan akomodasi," kata Ketua YKPI Linda Gumelar melalui siaran pers yang diterima Antara, Kamis

Dia mengatakan para penderita tersebut memerlukan waktu yang cukup lama saat menjalankan pengobatan oleh sebab itu YKPI ingin membantu meringankan beban para penderita kanker payudara selama mereka

Kampanye YKPI yang bernama PITAPINK mempunyai slogan "Saling Jaga, Saling Peduli" mempunyai program rehabilitatif, kuratif dan promotif preventif dengan visi  "Indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanjut di Tahun 2030" dan target untuk menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap kanker payudara dan menemukan kanker payudara dini.

Melalui program PITAPINK, YKPI melaksanakan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan deteksi dini di seluruh Indonesia, seminar kesehatan, talk show, sosialisasi, penerbitan majalah, skrining massal dengan menggunakan Unit Mobil Mammografi YKPI secara gratis untuk kelompok masyarakat tertentu bekerjasama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais, membentuk kelompok PITAPINKsurvivors dan warriors (PPSW), pelatihan untuk pendamping pasien kanker payudara yang bersertifikasi internasional, membentuk Relawan - YKPI dan mengelola Rumah Singgah YKPI.

Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat pertama terbanyak dikarenakan keterlambatan diagnosa sehingga ditemukan sudah pada stadium lanjut. Sebenarnya peluang pasien kanker payudara bisa mencapai kesembuhan 98 persen bila terdeteksi dini dan diobati secara medis.

Kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit dengan jumlah pasien sebanyak 12.014 orang menurut data SIRS 2010.

Kasus baru kanker payudara menjadi kasus kematian tertinggi di Indonesia dengan angka kematian 21,5 per 100 ribu dan 70 persen pasien kanker payudara pada stadium lanjut. Data juga menunjukkan bagi perempuan terdiagnosa kanker yang tertinggi adalah kanker payudara.

Untuk mengalahkan kanker payudara dengan melakukan deteksi dini dengan cara periksa payudara sendiri yang harus dilakukan oleh setiap perempuan sebulan sekali, karena 80 persen benjolan di payudara dapat diketahui oleh perempuan tersebut.

Salah satu faktor dominan pengendali angka kematian akibat kanker payudara adalah deteksi dini. Sekitar 98 persen pasien akan bertahan hidup lebih dari lima tahun bila kanker terdeteksi dini dan diobati secara medis, satu dari dua pasien kanker payudara meninggal karena telat ditangani.

Kanker Payudara bisa datang kepada perempuan mana saja, bisa perempuan yang masih remaja (telah haid), hingga yang sudah usia lanjut (diatas 70 tahun), perempuan yang menikah dan punya anak, bisa juga pada perempuan yang tidak menikah dan bisa juga terkena pada laki-laki. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Aubrey KF

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017