Denpasar (Antara Bali) - Inkubator Bisnis (Inkubis) Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar ikut ambil bagian dalam mengatasi masalah pengangguran dan ketenagakerjaan, khususnya di Bali.
"Inkubis diharapkan menjadi wadah pengembangan wirausaha yang efektif berbasis teknologi sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru," kata Ketua Inkubis Unwar, Tatak Gd Suhartana, SE, CFP di Denpasar, Jumat.
Untuk itu, pihaknya menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memperkuat calon wirausaha baru yang mampu memproduksi produk dan jasa yang inovatif melalui sarana pengembangan usaha antara lain akses permodalan, pelatihan, pendampingan dan bimbingan kewirausahaan.
Hal itu sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaku UMKM di Bali yang memiliki daya saing tinggi. disamping ikut memfasilitasi
dalam memperluas jejaring pemasaran serta meningkatkan teknologi dengan pihak dunia pendidikan, lembaga penelitian, pemerintah dan pihak swasta.
Tatak Gd Suhartana menambahkan, pihaknya lebih mengutamakan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pembekalan keterampilan pengembangan diri sehingga memiliki sikap yang baik dan professional.
"Sikap dan integritas pengelola dalam menjaga kualitas dan pelayanan produk dan jasa menjadi kunci keberhasilan calon wirausaha," ujar Tatak Gd Suhartana.
Dengan demikian, masyarakat, khususnya generasi muda dapat merintis untuk mencoba membuka sebuah usaha mandiri, karena pihaknya siap dilibatkan mendampingi dalam pengembangan usaha awal tersebut.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho dalam kesempatan terpisah menjelaskan, industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan bagi penduduk setempat maupun luar Bali.
Hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) Agustus 2016 menunjukkan adanya perbaikan kondisi ketenagakerjaan yang tercermin dari meningkatnya jumlah angkatan kerja maupun penduduk bekerja dan menurunnya tingkat pengangguran.
Dari 3.189.018 orang penduduk usia kerja di Bali, 2.463.039 orang di antaranya tergolong sebagai angkatan kerja, atau tingkat paritisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 77,24 persen.
Sementara itu sebanyak 725.979 orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yakni mereka yang hanya memiliki kegiatan sekolah dan mengurus rumah tangga.
Jumlah penduduk Bali yang bekerja pada Agustus 2016 mencapai 2.416.555 orang atau sebesar 98,11 persen dari jumlah angkatan kerja. "Hanya 1,89 persen penduduk angkatan kerja lainnya yang tidak teserap dalam angkatan kerja," kata Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Inkubis diharapkan menjadi wadah pengembangan wirausaha yang efektif berbasis teknologi sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru," kata Ketua Inkubis Unwar, Tatak Gd Suhartana, SE, CFP di Denpasar, Jumat.
Untuk itu, pihaknya menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memperkuat calon wirausaha baru yang mampu memproduksi produk dan jasa yang inovatif melalui sarana pengembangan usaha antara lain akses permodalan, pelatihan, pendampingan dan bimbingan kewirausahaan.
Hal itu sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaku UMKM di Bali yang memiliki daya saing tinggi. disamping ikut memfasilitasi
dalam memperluas jejaring pemasaran serta meningkatkan teknologi dengan pihak dunia pendidikan, lembaga penelitian, pemerintah dan pihak swasta.
Tatak Gd Suhartana menambahkan, pihaknya lebih mengutamakan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pembekalan keterampilan pengembangan diri sehingga memiliki sikap yang baik dan professional.
"Sikap dan integritas pengelola dalam menjaga kualitas dan pelayanan produk dan jasa menjadi kunci keberhasilan calon wirausaha," ujar Tatak Gd Suhartana.
Dengan demikian, masyarakat, khususnya generasi muda dapat merintis untuk mencoba membuka sebuah usaha mandiri, karena pihaknya siap dilibatkan mendampingi dalam pengembangan usaha awal tersebut.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho dalam kesempatan terpisah menjelaskan, industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan bagi penduduk setempat maupun luar Bali.
Hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) Agustus 2016 menunjukkan adanya perbaikan kondisi ketenagakerjaan yang tercermin dari meningkatnya jumlah angkatan kerja maupun penduduk bekerja dan menurunnya tingkat pengangguran.
Dari 3.189.018 orang penduduk usia kerja di Bali, 2.463.039 orang di antaranya tergolong sebagai angkatan kerja, atau tingkat paritisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 77,24 persen.
Sementara itu sebanyak 725.979 orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yakni mereka yang hanya memiliki kegiatan sekolah dan mengurus rumah tangga.
Jumlah penduduk Bali yang bekerja pada Agustus 2016 mencapai 2.416.555 orang atau sebesar 98,11 persen dari jumlah angkatan kerja. "Hanya 1,89 persen penduduk angkatan kerja lainnya yang tidak teserap dalam angkatan kerja," kata Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017