Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri upacara ritual "Mecaru Rsi Gana, Mendem Dasar, Melaspas, Mendem Pedagingan lan Pujawali" di Pura Taman Beji Manik Karang, Desa Adat Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat.
Wali Kota Rai Mantra di Denpasar, Senin mengatakan ritual keagamaan tersebut harus tetap dilestarikan, disampingi juga sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi).
"Saya bersyukur bisa hadir pada acara ini. Saya bisa melakukan sembahyang bersama-sama warga masyarakat di sini untuk memohon keselamatan dan kedamaian bagi umat manusia di dunia," katanya.
Ketua Panitia Karya Ritual "Mecaru Rsi Gana" Mangku I Made Warjaya mengatakan upacara ritual tersebut dilakukan karena pembangunan Pura Taman Beji Manik Karang baru saja rampung di bangun.
Ia menjelaskan pura tersebut sebenarnya baru saja di temukan kurang lebih enam bulan lalu, yang pada awalnya menemukan sebuah mata air (bulakan), yang mana para tokoh agama setempat mendapatkan petunjuk gaib (pawisik) bahwa ada ada perwujudan manifestasi Tuhan berada di sumber mata air itu, yakni betara Ida Ratu Ayu Bias Membah, Ida Ratu Ayu Sekar Jepun, Ida Betara Ratu Kakiang lan Ratu Niang Lingsir, Ratu Gede Lingsir Sakti, dan Ratu Gede Tangkeb Langit.
Untuk itu, kata Mangku Warjaya, dari hasil pertemuan (rembug) warga Banjar Balun Padangsambian dan para tokoh agama setempat diusulkan untuk membangun tempat (pura) di beri nama Pura Taman Beji Manik Karang.
Pembangunan pura tersebut dikerjakan dengan biaya yang di dapat dari bantuan dari tokoh masyarakat Anak Agung Ketut Nuraja, Paiketan Persemetonan Taksu Bali, dan warga Desa Adat Padangsambian dengan total biaya keseluruhan sebesar Rp430 juta.
"Untuk upacara ritual `Mecaru Rsi Gana, Mendem Dasar, Melaspas, Mendem Pedagingan lan Pujawali` menghabiskan dana sebesar Rp50 juta," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Wali Kota Rai Mantra di Denpasar, Senin mengatakan ritual keagamaan tersebut harus tetap dilestarikan, disampingi juga sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi).
"Saya bersyukur bisa hadir pada acara ini. Saya bisa melakukan sembahyang bersama-sama warga masyarakat di sini untuk memohon keselamatan dan kedamaian bagi umat manusia di dunia," katanya.
Ketua Panitia Karya Ritual "Mecaru Rsi Gana" Mangku I Made Warjaya mengatakan upacara ritual tersebut dilakukan karena pembangunan Pura Taman Beji Manik Karang baru saja rampung di bangun.
Ia menjelaskan pura tersebut sebenarnya baru saja di temukan kurang lebih enam bulan lalu, yang pada awalnya menemukan sebuah mata air (bulakan), yang mana para tokoh agama setempat mendapatkan petunjuk gaib (pawisik) bahwa ada ada perwujudan manifestasi Tuhan berada di sumber mata air itu, yakni betara Ida Ratu Ayu Bias Membah, Ida Ratu Ayu Sekar Jepun, Ida Betara Ratu Kakiang lan Ratu Niang Lingsir, Ratu Gede Lingsir Sakti, dan Ratu Gede Tangkeb Langit.
Untuk itu, kata Mangku Warjaya, dari hasil pertemuan (rembug) warga Banjar Balun Padangsambian dan para tokoh agama setempat diusulkan untuk membangun tempat (pura) di beri nama Pura Taman Beji Manik Karang.
Pembangunan pura tersebut dikerjakan dengan biaya yang di dapat dari bantuan dari tokoh masyarakat Anak Agung Ketut Nuraja, Paiketan Persemetonan Taksu Bali, dan warga Desa Adat Padangsambian dengan total biaya keseluruhan sebesar Rp430 juta.
"Untuk upacara ritual `Mecaru Rsi Gana, Mendem Dasar, Melaspas, Mendem Pedagingan lan Pujawali` menghabiskan dana sebesar Rp50 juta," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017