Denpasar (Antara Bali) - Empat kelompok tani yang telah menerima program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) dari Pemerintah Provinsi Bali, kini menjadi percontohan sekaligus binaan dari Pemerintah Kota Osaki, Jepang.

"Sebenarnya kerja sama ini sudah berjalan sejak Agustus 2015, dan hingga saat ini terus berlanjut. Bahkan belum lama ini Wali Kota Osaki Higashi Yasuhiro meninjau langsung proses pengolahan pupuk organik di salah satu unit Simantri," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana di Denpasar, Senin.

Empat Simantri yang menjadi binaan Jepang adalah Simantri 096 Desa Saba, Kabupaten Gianyar; Simantri 356 Desa Antapan, Kabupaten Tabanan; Simantri 366 Desa Mambal, Kabupaten Badung dan Simantri 376 Desa Takmung, Kabupaten Klungkung.

Pengelola dan pendamping Simantri disertai petugas dari Dinas Pertanian Provinsi Bali pun telah mengikuti pelatihan di Kota Osaki yang didanai sepenuhnya oleh JICA.

"Berkat pelatihan di Kota Osaki tersebut, kini Simantri 096 Desa Saba kian produktif. Sekarang setiap tiga bulan sekali dilakukan pembinaan dan evaluasi langsung dari tim Osaki," ujar Wisnuardhana.

Dia menambahkan, pada 25 Januari 2017, Wali Kota Osaki meninjau langsung proses pengolahan pupuk di Simantri 096 Desa Saba, Kabupaten Gianyar.

Ia juga didampingi oleh perwakilan JICA Jepang, Kaiya Kazuki sebagai penyandang dana. Selama kunjungan tersebut juga dilakukan evaluasi pengelolaan pupuk organik dengan penerapan sistem Osaki.

Wisnuardhana mengemukakan, hasil evaluasi pun sangat mengembirakan. Pengolahan pupuk dengan fermentasi secara alami tanpa menggunakan bahan fermentor ini menghasilkan pupuk yang tidak berbau kotoran.

Hasil pupuk organik sistem osaki tersebut telah diaplikasikan terhadap tiga jenis percontohan tanaman, yakni tanaman jagung, sayuran hijau (pochay) dan tanaman padi.

Dilihat dari roduksi tanaman padi mendapakan hasil sebanyak 7,10 ton untuk setiap hektarenya dalam bentuk gabah kering giling (GKG). Hasil ini lebih besar dibandingkan dengan angka tetap BPS tahun 2015 yaitu rata-rata hasil produksi (produktivitas) padi di Kabupaten Gianyar sebesar 6,21 ton/hektare dengan menggunakan perlakuan pupuk kimia lengkap.

"Penggunaan pupuk organik sistem Osaki ini pun baru kali pertama dilakukan. Padahal, menurut teori bahwa perlakuan tanaman dengan menggunakan pupuk organik pada lahan yang sama akan dapat hasil yang sama dengan standar produkstivitas penggunaan pupuk kimia lengkap yaitu pada perlakuan penanaman yang ketiga kalinya," ucapnya.

Menurut Wisnuardhana, hasil evaluasi tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk merancang perencanaan program kegiatan hubungan kerja sama berikutnya.

Pihaknya berharap agar keberhasilan Simantri 096 dalam dalam pengelolaan pupuk organik dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk penyempurnaan pengelolaan pupuk organik pada simantri lainnya yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017