Denpasar (Antara Bali) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu I Ketut Widnya meminta Pemerintah Kabupaten Bangli, Bali, menyediakan lahan seluas 7,5 hektare untuk persiapan pengubahan status Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar menjadi Universitas Jaya Pangus.
"Saya kira permintaan itu wajar, dan Pemkab Bangli wajib menyediakan lahan tersebut untuk kemajuan umat Hindu pada masa mendatang," ujar Widnya melalui surat elektronik, Minggu.
Ia mengatakan, pemkab dan masyarakat Bangli akan mendapatkan banyak keuntungan dengan kepindahan IHDN Denpasar ke Bangli.
"Tentu kita tidak ingin sepenuhnya membebani Pemkab Bangli. Karena itu, tahun 2018, Dirjen Bimas Hindu akan mengalokasikan dana untuk pengadaan tanah IHDN Denpasar di Bangli," kata dia.
Dikatakan pula, hal itu sudah dibicarakan dalam pra-Rakor Ditjen Bimas Hindu. "Selanjutnya akan kita mantapkan lagi pembahasannya dalam rakor Ditjen Bimas Hindu dengan pembimas seluruh Indonesia dan Perguruan Tinggi Agama Hindu Negeri seluruh Indonesia," paparnya.
Mantan Ketua STAHN Gde Pudja Mataram itu menambahkan, pengadaan tanah untuk lokasi kampus IHDN Denpasar sudah dibahas sejak lama. Namun, sampai sekarang belum ada kepastian, belum dieksekusi.
"Kita `kan berpacu dengan waktu. Karena itu, segeralah kita eksekusi pengadaan lahan untuk kampus IHDN Denpasar di Bangli," tambah Widnya sembari menyatakan, program tersebut merupakan proyeksi IHDN Denpasar ke masa depan.
"Sepuluh atau dua puluh tahun lagi generasi kita sudah akan habis. Tetapi generasi baru akan menggantikan posisi kita. Untuk merekalah IHDN ini kita siapkan. Mumpung sekarang ini sudah ada kesepahaman antara Dirjen, Rektor dan Pemkab Bangli, maka segera harus kita eksekusi lahannya. Kita harus berani memulainya dan mengeksekusinya serta keluar dari zona nyaman," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya ingin ada lembaga pendidikan Hindu yang terintegrasi antara pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Juga kita ingin ada satu-satunya pilot proyek percontohan tentang lembaga pendidikan Hindu di Indonesia. Karena itu, untuk proyeksi ke masa depan, kita memerlukan lahan minimal 50 hektar untuk kampus IHDN Denpasar di Bangli.
"Kalau kita renungkan dari sekarang, kira-kira dua puluh tahun lagi, seberapa jauh Bangli itu dari Denpasar. Teknologi komunikasi dan transportasi akan memperkecil jarak Bangli dengan Denpasar atau akan mempersempit semua jaraka di Bali. Saya kira untuk di Bali, di mana saja alamat kampus kita, pasti dekat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya kira permintaan itu wajar, dan Pemkab Bangli wajib menyediakan lahan tersebut untuk kemajuan umat Hindu pada masa mendatang," ujar Widnya melalui surat elektronik, Minggu.
Ia mengatakan, pemkab dan masyarakat Bangli akan mendapatkan banyak keuntungan dengan kepindahan IHDN Denpasar ke Bangli.
"Tentu kita tidak ingin sepenuhnya membebani Pemkab Bangli. Karena itu, tahun 2018, Dirjen Bimas Hindu akan mengalokasikan dana untuk pengadaan tanah IHDN Denpasar di Bangli," kata dia.
Dikatakan pula, hal itu sudah dibicarakan dalam pra-Rakor Ditjen Bimas Hindu. "Selanjutnya akan kita mantapkan lagi pembahasannya dalam rakor Ditjen Bimas Hindu dengan pembimas seluruh Indonesia dan Perguruan Tinggi Agama Hindu Negeri seluruh Indonesia," paparnya.
Mantan Ketua STAHN Gde Pudja Mataram itu menambahkan, pengadaan tanah untuk lokasi kampus IHDN Denpasar sudah dibahas sejak lama. Namun, sampai sekarang belum ada kepastian, belum dieksekusi.
"Kita `kan berpacu dengan waktu. Karena itu, segeralah kita eksekusi pengadaan lahan untuk kampus IHDN Denpasar di Bangli," tambah Widnya sembari menyatakan, program tersebut merupakan proyeksi IHDN Denpasar ke masa depan.
"Sepuluh atau dua puluh tahun lagi generasi kita sudah akan habis. Tetapi generasi baru akan menggantikan posisi kita. Untuk merekalah IHDN ini kita siapkan. Mumpung sekarang ini sudah ada kesepahaman antara Dirjen, Rektor dan Pemkab Bangli, maka segera harus kita eksekusi lahannya. Kita harus berani memulainya dan mengeksekusinya serta keluar dari zona nyaman," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya ingin ada lembaga pendidikan Hindu yang terintegrasi antara pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Juga kita ingin ada satu-satunya pilot proyek percontohan tentang lembaga pendidikan Hindu di Indonesia. Karena itu, untuk proyeksi ke masa depan, kita memerlukan lahan minimal 50 hektar untuk kampus IHDN Denpasar di Bangli.
"Kalau kita renungkan dari sekarang, kira-kira dua puluh tahun lagi, seberapa jauh Bangli itu dari Denpasar. Teknologi komunikasi dan transportasi akan memperkecil jarak Bangli dengan Denpasar atau akan mempersempit semua jaraka di Bali. Saya kira untuk di Bali, di mana saja alamat kampus kita, pasti dekat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017