Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan kepada Ketut Seken (53) dan Ketut Mariasih (51), pasangan suami istri kurang mampu di Desa Nagasepaha, Kabupaten Buleleng.

"Bapak Gubernur mengutus kami untuk memberikan bantuan respons cepat berupa beras dan uang tunai," kata Kasubag Bidang Media Cetak Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Nyoman Darsana di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut di Singaraja, Buleleng, Senin.

Untuk bantuan lainnya, kata Nyoman Darsana, masih akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan instansi terkait.

Saat ditemui di rumahnya yang tak layak huni, kondisi Ketut Seken terlihat sangat memprihatinkan.

Ketut mengalami bengkak akibat diabetes yang dideritanya sejak 6 tahun silam dan akhir-akhir ini kaki kanannya sering mengeluarkan darah.

Akibat penyakit yang dideritanya itu, membuat Ketut Seken tidak mampu lagi bekerja sebagai buruh serabutan. Setiap harinya, ia hanya duduk depan rumah dan terkadang membantu istrinya membuat "saab" atau penutup saji.

"Saya mengalami diabetes sudah 6 tahun lalu dan itu membuat saya tidak bisa bekerja. Saat ini saya hanya mengandalkan istri saja untuk bekerja maupun mengurus rumah tangga," ucapnya.

Istrinya, Ketut Mariasih, sehari-hari bekerja serabutan. Namun, semenjak suaminya sakit, dirinya memilih untuk bekerja di rumah dengan membuat kerajinan "saab".

Dari hasil pembuatan "saab" yang dihargai Rp1.500,00 untuk ukuran kecil, Rp2.000,00 untuk ukuran sedang, dan Rp15 ribu untuk ukuran besar.

Dari penjualan itu, ia terkadang mengantongi uang Rp15 ribu, bahkan pernah tidak mendapat uang sama sekali.

"Kalau kami tidak memiliki uang untuk makan, terkadang kami minta bantuan kepada kerabat terdekat atau saya mencari dedaunan sekitar yang bisa dimasak, mau bagaimana lagi? Kami punya anak laki-laki satu-satunya sudah menikah dan tinggal di Tabanan," ujarnya.

Ia dan suaminya sangat mengharapkan bantuan bedah rumah dari pemerintah karena rumah mereka saat ini hanya berdindingkan batako dan seng. Pada saat hujan, mereka harus rela untuk menahan dingin dan bocor.

Sementara itu, Perbekel (Kepala) Desa Nagasepaha I Wayan Sumeken mengucapkan terima kasih atas perhatian Gubernur Bali.

Terkait dengan keberadaan Ketut Seken, pihaknya telah mengajukan usulan untuk dimasukkan ke dalam rumah tangga sasaran (RTS) agar mendapatkan bantuan rastra. Namun, sampai saat ini data yang diberikan oleh pihak perbekel belum dimuktahirkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Buleleng.

Untuk itu, pihaknya tidak bisa memberikan bantuan rastra kepada Ketut Seken.

Ketut Seken saat ini statusnya masih menumpang di kebun jati milik Gede pala seluas 15 are.

Karena status kepemilikan lahan tak memenuhi syarat mendapat bedah rumah, sampai saat ini mereka belum mendapatkan bantuan.

Namun, ke depan, dia akan mengoordinasikan kepada pemilik tanah agar dapat memberikan izin untuk pembangunan bedah rumah di lahan itu.

Sumeken menambahkan bahwa berdasarkan data terbaru, jumlah KK miskin di wilayahnya mengalami penurunan, yakni dari 559 KK menjadi 97 KK.

Pihaknya terus berusaha untuk membantu warga dalam meningkatkan taraf perekonomian, misalnya dengan memfasilitasi berbagai potensi kerajinan yang ada di sana, seperti kerajinan perak, lukisan, dan kerajinan saab.

"Kami berharap dengan berbagai usaha dan program pemerintah yang ada, akan mampu mengatasi kemiskinan yang ada di desa kami," katanya.

Pada hari yang sama, tim juga menyerahkan bantuan dari Gubernur Bali dan Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Bali Ayu Pastika kepada Ida Komang Ngurah (54) warga kurang mampu asal Banjar Dinas Munduk, Dusun Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Komang mengalami kelumpuhan total akibat peristiwa tabrak lari sejak 3 tahun silam. Tim dalam kesempatan tersebut menyerahkan bantuan berupa uang tunai dan alat bantu jalan yaitu tongkat ketiak. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017