Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mengoptimalkan teknologi Jajar Legowo (Jarwo) 21 Super agar mampu menghasilkan 9,2 ton padi Jarwo super per hektarnya di Tahun 2017.

"Rata-rata hasil padi secara konvensional di Kabupaten Badung menembus angka 6,5 ton padi per hektar nya. Namun, kita mencoba agar mengoptimalkan hasil padi ini lebih meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali, I.G.A.K Sudaratmaja di Mangupura, Rabu.

Ia mengklaim dengan pola Jarwo Super ini, produksi padi di seluruh areal pertanian di Kabupaten Badung meningkat mencapai 10-20 persen.

"Apabila teknologi ini dapat dioptimalkan para petani di Badung, Saya yakin mampu menghasil tujuh sampai 7,5 ton padi per hektar," katanya lagi.

Upaya yang telah dilakukan Pemkab Badung melalui Dinas Petanian untuk mengoptimalkan teknologi Jarwo Super ini, pemerintah telah memberikan pelatihan kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang ada diseluruh wilayah kerja di daerah itu.

"Hal ini kita lakukan agar para petani juga mendapat pendampingan dari perpanjangan tangan pemeritah dengan menggerakkan PPL ini," ujarnya.

Ia mencatat, untuk jumlah PPL di Badung mencapai 51 orang yang terdiri atas 45 orang PPL dari pegawai negeri sipil di daerah itu dan enam orang dari perbantuan.

"Ini merupakan suatu inovasi kami (Jarwo Super) sehingga ikut melaksanakan program pemerintah pusat dalam menjaga ketahanan pangan," ujarnya.

Berdasarkan data, apabila sistem pertanian dilakukan secara konvensional dapat menghasilkan padi 7,2 ton padi per hektar. Sedangkan, apabila menggunakan sistem jajar logowo biasa menghasilkan 7,9 ton padi per hektar dan jajar logowo super 9,2 hingga 9,5 ton per hektar.

Dengan perbandingan ini akan dapat dipetakan berapakah petani yang masih menggunakan cara konvensional, kemudian digerakan dengan pola Jarwo biasa dan didorong lagi kedepan dengan pola Jarwo Super. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017