Jakarta (Antara Bali) - Badan Musyawarah Antar Gereja - Lembaga Keagamaan Kristen (Bamag LKK) Indonesia meminta Ketua MPR Zulkifli Hasan untuk menjaga roh konstitusi yang sarat nilai-nilai luhur bangsa.

Harapan itu disampaikan Ketua Umum Bamag LKK Indonesia Agus Susanto didampingi para pendeta dalam pertemuan dengan Zulkifli di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.

Keterangan tertulis MPR menyebutkan pertemuan itu membahas berbagai persoalan kebangsaan. Bamag LKK Indonesia mengungkapkan kekhawatirannnya terhadap situasi ke-Indonesia-an saat ini.

"Pertama, sekarang ini masyarakat kita senang dengan kebohongan. Ini membuat para pendeta di daerah-daerah merasa khawatir," kata Agus.

Kedua, lanjutnya, akhir-akhir ini keIndonesiaan sedang diuji. Ketiga, para pendeta merasa kehilangan informasi berkaitan dengan konstitusi dan ke-Indonesia-an.

"Karena itu Bamag LKK Indonesia mengundang Ketua MPR untuk menjelaskan konstitusi kepada para pendeta se Indonesia," katanya.

Zulkifli menegaskan bahwa untuk menjaga konstitusi dan ke-Indonesia-an, MPR melakukan sosialisasi Empat Pilar, sebab setelah 18 tahun reformasi, masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa.

"Saat ini kita sudah masuk pada liberalisme, individualisme, dan pragmatisme. Akibatnya terjadi kesenjangan antar daerah, antar individu," katanya.

Lebih lanjut Zulkifli mengungkapkan nilai-nilai luhur seperti kekeluargaan, kebersamaan dan cinta kasih sudah tidak dipakai, penataran P4 dihilangkan, dan pendidikan Pancasila di sekolah dihapuskan.

"Nilai-nilai luhur hilang diganti dengan apa yang kita saksikan di media sosial sekarang ini. Itulah masalah kita," tuturnya.

Karena itu, kata Zulkifli, perlu lembaga seperti BP7 untuk membangun karakter bangsa.

"Presiden sudah menyetujui usul MPR untuk membentuk unit kerja pemantapan ideologi Pancasila. Dengan lembaga ini kita membangun karakter dan keIndonesiaan kita," ucapnya.

Bamag-LKK Indonesia merupakan organisasi kekristenan yang mewakili gereja dan umat Kristen di daerah-daerah se-Indonesia. Organisasi yang terdiri dari berbagai aliran dalam Kristen ini dibentuk dua tahun lalu. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Try Reza Essra

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017