Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perhubungan Provinsi Bali menginginkan pemerintah kabupaten dan kota di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan dapat menghidupkan kembali angkutan pengumpan Trans-Sarbagita.

"Kami sangat mengharapkan pemerintah kabupaten/kota di empat daerah ini mau mendukung. Jika angkutan pengumpannya tidak ada, bus-bus Trans Sarbagita yang ada tidak bisa berbuat banyak karena tidak ada pasokan penumpang," kata Kadis Perhubungan Provinsi Bali IGA Sudarsana, di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, kalau tidak ada angkutan pengumpan (feeder), mau dimanapun dibuka koridor, tetap saja akan sepi penumpang.

"Oleh karena itu, kami akan coba telusuri, kenapa feeder-nya ditutup seperti di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Kami akan coba pendekatan dengan kabupaten/kota agar pengumpan bisa dihidupkan," ujar Sudarsana.

Dia menambahkan, dari 17 koridor angkutan Trans Sarbagita yang akan dibuka, hingga saat ini baru terealisasi lima koridor yakni koridor 1, koridor 2, koridor 3, koridor 4, dan koridor 10.

Dari koridor-koridor tersebut, lanjut dia, yang paling banyak penumpangnya adalah untuk koridor 1 dengan rute dari Terminal Batubulan, Kabupaten Gianyar menuju kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung.

"Meskipun paling ramai penumpangnya, tetapi sepintas tidak kelihatan banyak karena ukuran bus yang besar," katanya.

Untuk tahun ini, pihaknya juga kembali mengusulkan pengajuan bus Sarbagita ke Kementerian Perhubungan, dengan harapan sepanjang 2017 ada realisasi bantuan bus. Untuk 17 koridor yang direncanakan, total dibutuhkan sekitar 450 bus.

Berapapun bus bantuan yang bisa terealisasi tahun ini, tambah dia, akan dimanfaatkan karena sejumlah bus yang sudah beroperasi, ada yang rusak.

"Total bus yang ada sekarang itu 55 unit, yakni 15 unit untuk di koridor 2, 10 bus (koridor 1), 16 bus (untuk koridor 3 dan 10), 12 bus (koridor 4) dan dua bus untuk cadangan," kata mantan Kadisnakertrans Bali itu," ucapnya.

Di sisi lain, kata Sudarsana, anggaran yang dialokasikan untuk operasional Trans-Sarbagita tahun ini sekitar Rp18 miliar, sudah termasuk honor untuk pekerja. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017