Singaraja (Antara Bali) - Anggota Komisi X DPR RI Dr. Ir Wayan Koster MM, mengunjungi tanah kelahirannya di Kabupaten Buleleng, Bali, dalam masa reses persidangan II tahun 2016-2017.

Dalam kunjungan itu, ia melakukan pertemuan dengan sekitar seribu warga dan tokoh masyarakat se-Kabupaten Buleleng di Gedung I Gusti Ketut Puja, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, Kamis.

Pertemuan dengan Koster Bali Satu (KBS) itu terdiri atas kepala desa, bendesa adat, guru-guru, kepala sekolah, serta siswa dan orang tua siswa penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Program Indonesia Pintar (PIP).

KBS dalam pertemuan itu didampingi sejumlah jajaran pengurus PDI Perjuangan di Kabupaten Buleleng, maupun petugas partai yang duduk di legislatif, diantaranya Ketua Fraksi PDI Perjuangan Provinsi Bali Kadek Diana, bersama anggota fraksi PDI Perjuangan dapil Buleleng, yang juga Ketua DPRD Gianyar, Gede Supriatna.

KBS yang merupakan perancang UU 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen itu dinilai sebagai "pahlawan" kesejahteraan para guru.

Dengan perjuangan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bai ini, guru yang PNS maupun non-PNS mendapatkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) bila telah memiliki sertifikasi.

Dalam pertemuan itu, Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Paket Agung Ni Made Suadaya Ningsih dan guru TK non-PNS Desak Putu Sri Yulistiawati mengungkapkan para guru kini kesejahteraannya meningkat.

Sebelum UU 14 disahkan, penghasilan yang diterimanya tidak seperti sekarang. Kepada KBS, Agung Ni Made Suadaya Ningsih menyampaikan agar sekolah yang dipimpinnya mendapat bantuan untuk pembangunan perpustakaan dan ruang kelas baru (RKB) bertingkat.

Melihat besarnya perjuangan KBS, khususnya pada dunia pendidikan, ia menyatakan siap memberikan dukungan kepada KBS yang juga duduk di Badan Anggaran DPR RI.

Atas aspirasi ini, KBS menyatakan kesanggupannya dengan mengalokasikan anggaran pada APBN. Untuk TPG, KBS menjelaskan tetap dilaksanakan secara berkelanjutan.

Dalam APBN tahun 2017 dialokasikan anggaran Rp56 triliun. Untuk bantuan siswa miskin (BSM) yang kini dikemas dengan Program Indonesia Pintar (PIP), pada APBN 2014 dialokasikan Rp17,9 triliun dari total anggaran pendidikan sebesar Rp400 triliun.

"Program ini pro rakyat. Menolong anak didik SD, SMP, SMA dan SMK agar tidak putus sekolah, karena faktor biaya,"katanya.

Besaran BSM yang diterima untuk siswa SD sebesar Rp450 ribu per orang per tahun, anak SMP sebesar Rp750 ribu per orang/tahun dan siswa SMA/SMK sebesar Rp1 juta/orang setahun.

Bantuan tersebut, lanjut KBS, untuk keperluan pendidikan dengan harapan siswa yang dari keluarga kurang mampu dapat terus melanjutkan sekolahnya.

Dari data yang ada di Kabupaten Buleleng mendapatkan bantuan terbanyak untuk BSM dan PIP tahun 2016. Dari total bantuan sebanyak 14.135 siswa untuk Provinsi Baii, Kabupaten Buleleng, yang menerima sebanyak 9.022 orang. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016