Tabanan, (Antara Bali) - Sejumlah nelayan lobster di Pantai Yeh Gangga Kabupaten Tabanan, Bali mengaku tidak menikmati keuntungan dari meningkatnya jumlah permintaan pasar seiring semakin ramainya kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2017.

"Hal itu terjadi seiring dengan cuaca buruk ditandai dengan ombak besar yang membuat nelayan setempat tidak melaut," kata salah seorang pengepul lobster di Pantai Yeh Gangga Tabanan, Dewa Putu Tulus, Selasa.

Ia mengatakan, selama bulan Desember ini, stok lobster kosong karena nelayan tidak berani melaut akibat cuaca buruk. Padahal permintaan pasar akan komoditas jenis tangkapan itu mengalami lonjakan dari biasanya.

Bahkan selama tiga minggu bekalangan ini dengan kondisi cuaca buruk yang ditandai dengan hujan lebat dan gelombang besar membuat stok lobster kosong. Padahal sebenarnya, akhir tahun ini merupakan musim panen untuk tangkapan lobster di wilayah Yeh Gangga.

Dewa Putu Tulus menambahkan, musim panen lobster di daerah "Gudang beras" di Bali itu biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Maret 2017.

Meski periode musim panen lobster cukup panjang, pengalaman sebelumnya menunjukkan kondisi puncak ramainya permintaan pasar terjadi pada bulan Desember atau akhir tahun seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali.

Dewa Putu Tulis menambahkan nelayan di Pantai Yeh Gangga tidak bisa melaut karena ombak besar dan angin kencang, sehingga tidak bisa menikmati untung dari momentum akhri tahun ini.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini cuaca buruk segera bisa berakhir, sehingga nelayan dapat melaut kembali," harap Dewa Putu Tulus.

Ia menilai cuaca buruk ini telah membuat pendapatan nelayan menurun tajam. Irinosnya kondisi tersebut tidak berdampak signifikan pada harga lobster di pasaran, karena saat ini harga lobster malah cenderung stabil kisaran Rp 300.000 per kg. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016