Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Bali terus menggalakkan program bebas sampah bersama elemen masyarakat dan lembaga peduli sampah agar lingkungan menjadi bersih dan sehat.
"Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra terus melakukan terobosan dengan menggandeng elemen masyarakat dan lembaga peduli sampah," kata Kabag Humas dan Protokol Kota Denpasar Dewa Gede Rai di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, Pemerintah Kota Denpasar dalam penanganan sampah dari rumah tangga telah dilakukan dimasing-masing desa dan kelurahan melalui gerakan bank sampah. Dengan gerakan tersebut, sampah yang dikumpulkan (sampah bisa didaur ulang) dapat bernilai ekonomis yang dikumpulkan dalam bentuk tabungan bank sampah itu.
"Langkah yang dilakukan pemkot melalui pengolahan sampah desa dan kelurahan melalui bank sampah telah mampu mengurangi volume sampah yang terkirim ke tempat penampungan sampah akhir (TPA)," jelasnya.
Dewa Rai juga menyebutkan Wali Kota Rai Mantra dalam menggalakkan gerakan mengurangi sampah tersebut juga melalui dialog dengan mengkampanyekan bebas sampah bersama Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) yang merupakan gabungan sembilan organisasi yang terdiri dari PPLH Bali, Nexus3, YPBB, GIDKP, ECOTON, ICEL, Nol Sampah, Walhi, dan Greenpeace Indonesia.
Di tempat terpisah Wali Kota Denpasar, Rai Mantra mengatakan bahwa salah satu solusi yang baik dalam permasalahan lingkungan saat ini adalah "zero waste" (bebas sampah). "Zero Waste" merupakan sebuah konsep yang mengajak untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak dalam mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah.
"Tujuannya adalah agar sampah tidak berakhir di TPA, menjaga sumber daya dan melestarikan alam. Saya harapkan dengan gerakan ini tidak ada sampah," ujarnya.
Untuk mempercepat proses "zero waste", pada tahun ini akan dilombakan di seluruh desa dan kelurahan di Denpasar, dan siapa yang bisa berhasil menerapkannya akan mendapatkan penghargaan sebesar Rp1 miliar dari Pemerintah Kota Denpasar.
Lebih lanjut, Rai Mantra mengatakan penerapan zero waste ini juga harus dimulai dari tingkat pendidikan, dimana para guru-guru diharapkan memberikan pengertian kepada murid-muridnya dalam pengolahan sampah.
Dan diharapkan jika sudah bisa diterapkan di sekolah masing-masing, tidak hanya sekolah saja yang bersih dari sampah, melainkan nantinya para siswa bisa menerapkan di rumah dan mengedukasi keluarga mereka untuk mengikuti "zero waste" di rumahnya.
Pakar pengelolaan sampah dunia dan seorang penggagas konsep "zero waste" Prof. Paul Connett menjelaskan Aliansi Zero Waste Indonesia mengkampanyekan implementasi konsep bebas sampah yang benar dalam rangka pengarusutamaan berbagai kegiatan, program, dan inisiatif bebas sampah yang sudah ada untuk diterapkan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan hirarki pengelolaan sampah, siklus hidup material, dan ekonomi sirkuler.
Menurut dia, "Zero Waste Cities" adalah program pengembangan model pengelolaan sampah berwawasan lingkungan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi di kawasan pemukiman. Program Zero Waste Cities diinisiasi oleh Mother Earth Foundation di Filipina.
YPBB telah mereplikasi dan menyesuaikan dengan kondisi di wilayah masing-masing sejak tahun 2017 di tiga kota, yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung. Dan Tahun 2020 program "Zero Waste Cities" akan menambah lingkup kotanya ke Denpasar yakni di Desa Kesiman Kertalangu, yang akan dijalankan oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) serta Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton).
"Saya sangat senang bisa berdialog langsung dengan Bapak Wali Kota Rai Mantra dan beliau sangat mengapreasi serta tertarik dengan program zero waste. Ini merupakan sebuah cara dalam penanggulangan sampah dan mudah-mudahan kota Denpasar bisa secara keseluruhan menerapkannya, apa pemkot berinisiatif akan melombakan," ujar Paul Connett.
Pemkot Denpasar terus gencarkan program bebas sampah
Senin, 20 Januari 2020 6:42 WIB