Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan ajang Pesona Budaya Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya yang dilaksanakan setahun penuh pada 2017 akan melibatkan anak-anak dan para siswa.
"Pelibatan anak-anak ini di antaranya yang membedakan dengan GSAP Bali Mandara Nawanatya I/2016. Di samping ada kegiatan seni yang diselenggarakan pagi dan siang hari, tidak seperti sebelumnya yang hanya malam hari," kata Dewa Beratha, di Denpasar, Senin.
Alasan melibatkan anak-anak, ucap dia, pada hakikatnya pembangunan kebudayaan itu identik dengan pembangunan karakter dan jati diri. Apalagi di tengah arus globalisasi yang menyebabkan telah terjadinya pengaburan identitas dan jati diri masyarakat.
"Oleh karena itu, kami rasa harus sejak dini melibatkan anak-anak sehingga kami berikan ruang berupa pentas TK/PAUD, gelar kreativitas seni, berbagai lokakarya, lomba menyanyi, dan sebagainya," ujarnya.
Kegiatan seni dan budaya yang melibatkan para siswa akan dilaksanakan mulai pukul 10.00 Wita, yang bertempat di Taman Budaya, Denpasar.
"Berbagai workshop seni seperti penulisan naskah drama modern dan drama tradisional, permainan tradisional, cipta puisi, animasi, pembuatan wayang, mengenal lontar, seni daur ulang plastik dan sebagainya akan dilaksanakan setiap hari Rabu. Demikian juga berbagai lomba digelar pada hari Rabu," katanya.
GSAP sendiri akan dibuka pada 25 Februari 2017, sementara pentas TK dan PAUD akan dilaksanakan setiap Kamis pukul 10.00 Wita.
Sedangkan untuk kegiatan pada malam hari (setiap Jumat, Sabtu dan Minggu) secara umum masih sama dengan GSAP 2016 seperti parade bondres modern, pementasan teater, parade cak modern, sinema Taman Budaya, Bali Creative Performance, hingga gelar kreativitas seni mahasiswa. Yang istimewa adalah adanya tambahan Parade Janger yang akan diikuti oleh siswa SMA dan SMK se-Bali.
"Meskipun GSAP Bali Mandara Nawanatya baru dilaksanakan pertama kalinya sepanjang tahun ini, respons dan apresiasi masyarakat kami lihat sudah cukup membanggakan. Demikian juga sekaa-sekaa (sanggar seni) sudah memandang penting ajang ini untuk bisa menampilkan garapannya dan pemerintah memang sengaja menyiapkan ruang untuk mewadahi para seniman muda kreatif," kata Dewa Beratha.
Menurut dia, berkaca dari pencapaian selama 2016 ini diupayakan untuk ditingkatkan pada ajang GSAP Bali Mandara Nawanatya II pada tahun 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pelibatan anak-anak ini di antaranya yang membedakan dengan GSAP Bali Mandara Nawanatya I/2016. Di samping ada kegiatan seni yang diselenggarakan pagi dan siang hari, tidak seperti sebelumnya yang hanya malam hari," kata Dewa Beratha, di Denpasar, Senin.
Alasan melibatkan anak-anak, ucap dia, pada hakikatnya pembangunan kebudayaan itu identik dengan pembangunan karakter dan jati diri. Apalagi di tengah arus globalisasi yang menyebabkan telah terjadinya pengaburan identitas dan jati diri masyarakat.
"Oleh karena itu, kami rasa harus sejak dini melibatkan anak-anak sehingga kami berikan ruang berupa pentas TK/PAUD, gelar kreativitas seni, berbagai lokakarya, lomba menyanyi, dan sebagainya," ujarnya.
Kegiatan seni dan budaya yang melibatkan para siswa akan dilaksanakan mulai pukul 10.00 Wita, yang bertempat di Taman Budaya, Denpasar.
"Berbagai workshop seni seperti penulisan naskah drama modern dan drama tradisional, permainan tradisional, cipta puisi, animasi, pembuatan wayang, mengenal lontar, seni daur ulang plastik dan sebagainya akan dilaksanakan setiap hari Rabu. Demikian juga berbagai lomba digelar pada hari Rabu," katanya.
GSAP sendiri akan dibuka pada 25 Februari 2017, sementara pentas TK dan PAUD akan dilaksanakan setiap Kamis pukul 10.00 Wita.
Sedangkan untuk kegiatan pada malam hari (setiap Jumat, Sabtu dan Minggu) secara umum masih sama dengan GSAP 2016 seperti parade bondres modern, pementasan teater, parade cak modern, sinema Taman Budaya, Bali Creative Performance, hingga gelar kreativitas seni mahasiswa. Yang istimewa adalah adanya tambahan Parade Janger yang akan diikuti oleh siswa SMA dan SMK se-Bali.
"Meskipun GSAP Bali Mandara Nawanatya baru dilaksanakan pertama kalinya sepanjang tahun ini, respons dan apresiasi masyarakat kami lihat sudah cukup membanggakan. Demikian juga sekaa-sekaa (sanggar seni) sudah memandang penting ajang ini untuk bisa menampilkan garapannya dan pemerintah memang sengaja menyiapkan ruang untuk mewadahi para seniman muda kreatif," kata Dewa Beratha.
Menurut dia, berkaca dari pencapaian selama 2016 ini diupayakan untuk ditingkatkan pada ajang GSAP Bali Mandara Nawanatya II pada tahun 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016