Chicago (Antara Bali/Xinhua) -Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang menyesuaikan posisi mereka menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 4,5 dolar AS, atau 0,38 persen, menjadi menetap di 1.169,40 dolar AS per ounce.

Investor banyak menghabiskan hari berfokus pada re-konfigurasi posisi mereka, karena mereka percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke setidaknya 0,75 adalah 99 persen pada pertemuan Desember dan 99 persen untuk pertemuan Februari.

Para analis percaya Fed bermaksud untuk menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan cadangan perbankan, karena ekonomi AS terus pulih.

Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang "bullish", dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa cadangan berlebihan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai, menyebabkan inflasi, di mana Federal Reserve AS berusaha untuk mengontrolnya.

Namun penurunan emas lebih lanjut tertahan oleh pelemahan dolar AS. Dolar AS melemah karena penurunan teknikal. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,5 persen menjadi 101,02 pada pukul 19.45 GMT.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.

Perak untuk pengiriman Maret naik 2,4 sen, atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 16,506 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 1,4 dolar AS, atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 911,30 dolar AS per ounce. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016